Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fiat Panda Segera Dipasarkan ke Indonesia

Kompas.com - 11/03/2014, 10:17 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - PT Garansindo Inter Global (Chrysler Indonesia) terus mencari cara untuk selamat dari tekanan kenaikan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang akan memukul model terlarisnya Jeep. Caranya, dengan fokus menggarap segmen-segmen mobil kompak yang dimiliki Fiat, karena masih satu naungan, di Chrysler Indonesia sebagai ATPM.

Nah, setelah mulai memasarkan Fiat 500 sejak September 2013 lalu, Garansindo berencana menambah model baru, yakni Panda. Kendaraan subkompak lima penumpang ini dipilih untuk memperkuat image Fiat di Indonesia. "Memang ada rencana, mungkin kuartal kedua baru bisa cerita lebih banyak," jelas Muhammad Al Abdullah, Chief Executive Officer Chrysler Indonesia kepada KompasOtomotif, semalam (10/3/2014).

Rencananya, Fiat Panda yang mau dipasarkan ke Indonesia dibekali mesin dua silinder 875 cc, Twin Air turbo. Meski kecil, jantung pacu ini mampu menghasilkan tenaga 85,1 PS @5.500 rpm dan torsi 145 Nm @1.900 rpm. Bisa diajak "ngacir" 0-100 kpj dalam 11 detik, dengan kecepatan maksimum 173 kpj.

Unit akan diimpor utuh (CBU) dari Italia, sama seperti model sebelumnya Fiat 500. Panda, diklaim punya rata-rata konsumsi bahan bakar yang irit. Menurut data perusahaan hasil penghitungan konsumsi BBM di dalam kota tercatat rata-rata 21 kpl, di tol 27 kpl, dan kombinasi 25 kpl.

"Untuk harga belum putus, tapi berkisar Rp 250 jutaan. Cocok untuk daerah perkotaan," lanjut Al.

Fiat/Netcarshow Isi lima penumpang.
Dengan mesin keci berteknologi tinggi, Panda sebenarnya bisa ikut dalam skema Program Mobil Emisi Karbon Rendah (LCE) yang merupakan bagian dari paket kebijakkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kenda Pajak Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Yang Dikenai Pajak Penjualan Atas barang Mewah.

Tapi, untuk mengikuti syarat ini setiap merek wajib merakit kendaraannya di Indonesia dan tidak CBU. Menanggapi hal ini, Al cuma bisa diam. "Kalau soal itu no comment," tutup Al.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau