Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Ikut Terbitkan Kebijakan ”Eco Car”

Kompas.com - 20/01/2014, 19:18 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Sumber Bloomberg

Kuala Lumpur, KompasOtomotif – Malaysia mulai mempermudah pabrikan asing berinvestasi di bidang otomotif, dengan menerapkan kebijakan tentang mobil penumpang kecil dan ramah lingkungan (small and eco-friendly). Langkah dibuat untuk mendorong negara itu berkompetisi dengan Thailand yang sedang bergejolak.

Dikabarkan Bloomberg, (20/1/2014), CEO Malaysia Automotive Institute—lembaga yang bernaung di bawah Kementerian Perindustrian—membuka pintu selebar-lebarnya untuk perusahaan asing berinvetasi dan mendapat insentif. Kebijakan sebelumnya, izin investasi hanya diperbolehkan untuk merek yang memproduksi mobil dengan mesin 1.800cc ke atas.

Kebijakan ini sangat kontras dengan kenyataan bahwa pasar otomotif di Malaysia dinilai jenuh oleh banyak pengamat. Apalagi, pemerintah saat ini masih fokus mengembangkan produsen pelat merah, Proton Holdings Bhd (Proton), dan pemain lokal lainnya, Perusahaan Otomobil Kedua Sdn (Perodua).

Bak gayung bersambut, di saat yang hampir bersamaan di Bangkok, Presiden Toyota Motor Corp Kyoichi Tanada mengatakan bahwa perusahaannya sedang mempertimbangkan berinvestasi lebih besar ke negara tetangga di luar Thailand seperti Indonesia dan Vietnam.

Tiga Produsen
Dikabarkan, saat ini Malaysia sedang berbicara dengan tiga produsen asing tentang kebijakan ”small and eco-friendlycar. Hal ini ditegaskan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Malaysia Mustapa Mohamed, tanpa menyebut merek apa yang sedang melakukan negosiasi. Dikatakan, bakal ada empat perusahaan yang diizinkan berinvestasi hingga 2018.

Ambisi saat ini adalah menjadi pusat produksi kendaran yang efisien untuk membedakan dengan negara lain seperti Thailand. ”Dengan fokus di segmen ini, dalam waktu yang sama akan menjadikan kami sebagai pusat teknologi tinggi,” ujar Madani.

Dengan sejumlah kebijakan baru, diperkirakan harga mobil di Malaysia akan turun hingga 30 persen di akhir 2018 karena diproduksi secara lokal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com