Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Sistem Pendingin Mobil Perlu Diganti Usai Kena Abu Vulkanik?

Kompas.com - 14/11/2024, 15:12 WIB
Selma Aulia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat sejumlah wilayah sekitar, termasuk rumah-rumah warga tertutup abu tersebut.

Keberadaan abu vulkanik ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi kerusakan pada kendaraan, khususnya mobil.

Bagi pemilik kendaraan, salah satu pertanyaan yang bisa terpikirkan adalah apakah sistem pendingin mobil perlu diganti, seperti komponen lain setelah terpapar abu vulkanik?

Iwan, Pemilik Iwan Motor Honda Auto Clinic mengatakan, untuk sistem pendingin tidak perlu diganti jika mobil terkena abu vulkanik.

Baca juga: Penanganan Pertama Motor yang Terkena Abu Vulkanik

“Kalau pendingin gak perlu (diganti) karena sistemnya close loop system, tidak mungkin kemasukan,” ucap Iwan kepada Kompas.com, Kamis (14/11/2024).

Close loop system artinya cairan pendingin bersirkulasi di dalam sistem secara terus-menerus tanpa terpapar langsung ke lingkungan luar.

Oleh karena itu, debu atau abu vulkanik yang terpapar ke mobil tidak akan masuk ke dalam saluran cairan pendingin.

Apalagi, mobil sudah dilengkapi dengan filter yang bisa menghalau kotoran dan debu vulkanik sebelum masuk ke dalam sistem mesin.

Baca juga: Tips Aman Berkendara di Jalan yang Tertutup Abu Vulkanik


Sebagai informasi, ada beberapa komponen utama dalam sistem pendingin mobil, yaitu radiator, pompa air, termostat, kipas pendingin, kap radiator, tabung reservoir, dan selang pendingin.

Iwan mengatakan, untuk komponen yang perlu diganti ketika mobil terkena abu vulkanik ada beberapa.

Baca juga: Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak

“Filter udara, filter kabin, filter oli, oli mesin dan oli matik wajib ganti. Pastikan body mobil sudah dibersihkan terlebih dahulu supaya tidak terhisap lagi,” ucap Iwan.

Iwan juga menyarankan, jika masih banyak debu vulkanik maka lakukan penggantian rutin maksimal 3.000 kilometer atau dua bulan sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau