Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Akselerasi Bioetanol Sebagai BBM, Toyota Gencarkan Kolaborasi

Kompas.com - 30/10/2024, 18:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Dalam upaya mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sedang memfokuskan perhatian pada pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.

Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, mengungkapkan bahwa perusahaan kini tengah melakukan berbagai langkah untuk mempercepat pemanfaatan sumber energi baru terbarukan tersebut.

Salah satunya adalah menjalin kemitraan dengan Pertamina dan Dewan Energi Nasional (DEN) guna meningkatkan pemahaman dan pengembangan bioetanol di Indonesia.

Baca juga: Ini Perbedaan Cek Fisik Elektronik, Nomor Mesin Tak Lagi Digesek

Toyota Innova Zenix Hybrid Flexy Fuel Bioethanol di GIIAS 2024KOMPAS.com/M. Fathan Toyota Innova Zenix Hybrid Flexy Fuel Bioethanol di GIIAS 2024

"Kita selalu mengadakan pertemuan tahunan, termasuk tentang etanol. Ke depan, tata kelola dan tata niaga etanol perlu dibenahi," ungkapnya di Depok, Jawa Barat, Rabu (30/10/2024).

Saat ini, bioetanol dengan campuran 5 persen sudah tersedia di 60 SPBU yang tersebar di Jakarta dan Jawa. Nandi mencatat bahwa jika penggunaannya dapat diperluas ke seluruh Indonesia, hal ini akan menjadi langkah positif untuk meningkatkan keberlanjutan energi.

Toyota telah mempersiapkan teknologi untuk etanol dengan campuran 20 persen dan siap memulai dengan tahap awal, yaitu etanol 10 persen.

"Secara mesin, Toyota sudah siap. Sudah ada Fortuner dan Kijang Innova yang dapat menggunakan etanol 100 atau E100. Fortuner menggunakan E100, sementara Innova Hybrid menggunakan E85," katanya.

Baca juga: Toyota Sebut Transisi Energi di Sektor Otomotif Tidak Bersifat Tunggal

Seminar nasional di UIKOMPAS.com/Ruly Kurniawan Seminar nasional di UI

"Mesinnya tidak berbeda. Namun, etanol memiliki kandungan yang korosif, sehingga bagian exhaust dan pipa harus diperkuat. Selain itu, karena etanol menghasilkan panas yang lebih tinggi, instalasi termalnya juga perlu diperkuat," ucap Nandi.

"Tetapi kami menginginkan tahap awal dengan campuran 10 persen," lanjutnya.

Toyota berharap ke depan tercipta kebijakan tata kelola yang jelas dan terstruktur untuk bioetanol, serupa dengan yang ada untuk biodiesel.

Dalam proses ini, penting untuk melibatkan industri, akademisi, dan pemerintah agar kebijakan yang diambil dapat mendukung pengembangan energi berkelanjutan.

Baca juga: Mitsubishi Indonesia Bangun Pusat Pelatihan Terbesar di ASEAN

Oleh karena itu, perusahaan menggelar rangkaian seminar dan diskusi yang melibatkan akademisi serta pemangku kepentingan sebagai bagian dari pendekatan triple helix industri.

"Dengan langkah-langkah strategis ini, kami berharap dapat berkontribusi secara signifikan dalam akselerasi penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar di Indonesia, menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," tutup Nandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau