JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah harga mobil di Thailand terpantau lebih murah dibandingkan harga yang ditawarkan di Indonesia. Paling baru, harga Wuling BinguoEV di Thailand bisa didapatkan mulai Rp 180 jutaan.
Sementara mobil listrik itu dijual Rp 300 jutaan buat konsumen di Indonesia. Padahal Wuling juga sudah memproduksi lokal BinguoEV di Cikarang, Jawa Barat.
Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika, mengatakan, bahwa instrumen pengenaan pajak pada mobil di Thailand masih lebih kompetitif.
Baca juga: Mobil Rakitan Indonesia Banyak Beredar di Meksiko, Ini Alasannya
Khususnya untuk yang sudah mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Imbasnya tarif pajak yang diberikan lebih kompetitif, alhasil harga jual kendaraan juga semakin murah.
Contoh model lainnya adalah Toyota Yaris Cross Hybrid yang dijual mulai dari 789.000 Baht atau setara Rp 352 jutaan. Sementara di Indonesia tembus Rp 440 jutaan. Ada selisih hampir Rp 100 jutaan untuk mobil hybrid.
"Ada hal-hal yang belum kita lakukan bagaimana seperti disampaikan sebelumnya, insentif ini diperluas untuk yang low emission vehicle, karena kita itu yang BEV hampir sama dengan negara lain, tapi untuk lainnya, low emission vehicle masih jauh sekali dengan negara lain," ujar Putu di Jakarta (10/7/2024).
Baca juga: Jangan Diabaikan, Ini yang Bikin Ban Mobil Benjol
"Saya mungkin kasih gambaran, kalau di Thailand untuk yang low emission vehicle, itu dia bisa sebagai pajak dan lain-lainnya itu sekitar 7-8 persen, kita masih di 23-33 persen," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, mengatakan, penyebab harga mobil di Indonesia tinggi lantaran hampir separuhnya merupakan instrumen perpajakan.
"Harga mobil ini juga diskusi dengan Pemda (pemerintah daerah), karena BBNKB itu menjadi isu. itu (pajak) yang membuat harga mobil ini luar biasa mahal, karena bila ditotal bisa lebih dari 30-40 persen itu adalah bentuk pajak," ucap Kukuh.
"Namun mereka tidak mau kehilangan karena rata-rata pemerintah provinsi 60-80 persen PAD (Pendapatan Asli Daerah)-nya dari pajak kendaraan bermotor," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.