Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Mobil Listrik yang Terbakar Tidak Boleh Sembarangan

Kompas.com - 26/03/2024, 16:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini masyarakat Indonesia masih banyak yang ragu dengan mobil listrik, salah satu penyebabnya terkait dengan keselamatan.

Pasalnya, beberapa kali terjadi insiden baterai mobil listrik meledak usai mengalami kecelakaan. Sebut saja insiden yang melibatkan Tesla Model 3 di Moskow, Rusia, dan Tesla Model S.

Kejadian itu pun memunculkan pertanyaan terkait keamanan baterai mobil listrik, serta tindakan apa yang yang harus dilakukan ketika electric vehicle (EV) terbakar.

Baca juga: BBM yang Tercampur Air Bisa Bikin Mobil Mogok dan Merusak Komponen

Sebagai langkah antisipasi, Lung Lung pendiri Dokter Mobil menyarankan, pemilik kendaraan sebaiknya memiliki alat pemadam api ringan (APAR) khusus untuk mobil listrik.

Apar ini juga harus diperhatikan, setiap mobil listrik memiliki jenis baterai yang berbeda, otomatis akan terbakar di suhu yang berbeda, sehingga penanganannya pun berbeda, APAR yang digunakan juga berbeda” kata Lung Lung, saat ditemui Kompas.com, di Jakarta Utara.

Ilustrasi penggunaan alat pemadam apiShutter Stock Ilustrasi penggunaan alat pemadam api

Meski sudah ada yang menawarkan APAR khusus mobil listrik di Indonesia, menurut Lung Lung cara tersebut tidak efisien untuk memadamkan api dari baterai mobil listrik yang terbakar, hanya sebagai pertolongan pertama saja. 

“Di Korea, cara penanganannya itu, mobilnya cuma diangkat lalu dimasukkan ke bak berisi air dan ditunggu sampai apinya mati. Karena baterai ketika terbakar itu berada di suhu 2.400 derajat celcius. Jadi ketika terbakar, jadi ketika terbakar sebetulnya kita tidak bisa melakukan apa-apa,” kata Lung Lung.

Baca juga: BBM yang Tercampur Air Bisa Bikin Mobil Mogok dan Merusak Komponen

Lung Lung melanjutkan, kejadian mobil listrik terbakar juga kerap kali berujung fatalitas. Ini lantaran tak sedikit kendaraan yang sistem kelistrikannya masih menyatu dengan baterai high voltage bukan aki (akumulator).

“Di beberapa merek mobil, beberapa central lock seperti power window itu nyambungnya ke baterai. Jadi kalau baterai terbakar pemiliknya tidak bisa keluar dari mobil. Makanya, kalau ada di dalam EV dan itu terbakar, jika masih bisa keluar saja dari mobil, karena api tidak akan mati,” kata Lung Lung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau