SEMARANG, KOMPAS.com - Populasi bus listrik yang beroperasi mengangkut penumpang di Indonesia memang masih terbatas. Kebanyakan unit digunakan oleh Transjakarta, memakai bus listrik impor utuh dari China.
Sebenarnya, karoseri pembuat bus di Indonesia sudah ada kemampuan membuat bus listrik, salah satunya adalah Laksana di Ungaran. Karoseri Laksana sudah punya eCityline, bus listrik berlantai tinggi dengan sasis BYD.
Sayangnya, Indonesia dan negara di ASEAN saat ini masuk dalam perjanjian penjualan dengan China. Sehingga ada satu aturan yang cukup mengganggu karoseri lokal dalam membuat bodi bus.
Baca juga: Harga Jadi Kendala Pengadaan Bus Listrik buat Transportasi Umum
Alvin Arman, Direktur Komersial Laksana, tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Perjanjian itu pun sudah terjadi dan sulit untuk diubah.
"Isinya, memperbolehkan kendaraan listrik impor utuh dengan bea masuk yang sangat murah. Sedangkan untuk impor sasis, di mana kita perusahaan lokal yang bikin karoserinya bea masuknya jauh lebih mahal," kata Alvin di Ungaran, Kamis (6/7/2023).
Adanya aturan tersebut, tentu membuat pasar atau operator bus lebih memilih membeli sasis yang diimpor utuh. Tapi sekarang, Alvin mengatakan kalau pemerintah sudah merespons keinginan karoseri lokal.
"Dari pemerintah ada respon positif, mereka mulai mengharuskan TKDN, ditingkatkan. Ini saya kira cukup membantu kita," kata Alvin.
Alvin cuma berharap untuk proyek selanjutnya sudah mulai terlihat kerja sama dengan perusahaan lokal. Artinya, sasis bus listrik tersedia dan bodi yang digunakan adalah buatan karoseri lokal.
Bus listrik Laksana sendiri kabarnya sedang menjalani tes di Jakarta. Memang, model bus dengan dek tinggi ini baru akan dites, sebelumnya cuma bus listrik berlantai rendah saja yang berlalu-lalang, dari tes sampai sekarang sudah beroperasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.