Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribut di Jalan Berujung Tabrakan, Pengendara Motor Harus Waspada

Kompas.com - 16/06/2023, 13:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini terjadi kasus kecelakaan yang melibatkan pengendara motor dan mobil di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2023) pagi.

Kasus tabrakan yang menewaskan pengendara motor tersebut terjadi berawal dari kedua kendaraan yang bersenggolan. Setelah itu mereka sempat cekcok di jalan dan sempat dilerai, tapi masalah belum selesai sampai di situ.

Ketika di jalan keduanya masih ribut, pengendara motor diduga merusak spion kanan mobil. Tidak terima dan bermaksud memberhentikan motor, mobil tadi malah menabrak motor dan pengendaranya terlindas dan tewas di rumah sakit.

Baca juga: Cekcok Pengendara dengan Tukang Parkir di Senayan, Motor Diminta Rp 10.000

Ilustrasi kecelakaan, ilustrasi tabrakanSHUTTERSTOCK Ilustrasi kecelakaan, ilustrasi tabrakan

Mengenai kasus tersebut, emosi di jalan yang berawal dari senggolan malah bisa sampai menghilangkan nyawa. Padahal, cekcok di jalan raya sebenarnya sepele, tidak perlu sampai melukai orang.

Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, saat berkendara memang harus menurunkan emosi dan banyak bersabar, apalagi kalau ada selisih paham dengan pengendara lain.

"Tujuan kita berkendara adalah ingin selamat sampai ke tujuan, bukan cari musuh atau masalah," kata Agus kepada Kompas.com, Jumat (16/6/2023).

Baca juga: Resmi Meluncur, Harga Suzuki XL7 Hybrid Dibanderol Mulai Rp 283,9 Juta

Mengendalikan emosi sangat penting, kalau terlibat cekcok pun, fokus pada penyelesaian masalah. Bahkan kalau bisa, hindari perdebatan sampai adu fisik atau merusak kendaraan orang lain.

"Ketika di jalan, bisa saja orang lain meluapkan emosinya di luar kontrol yang membuat kita mengalami kerugian yang lebih besar. Lebih baik cari aman agar selamat di jalan," ucap Agus.

Kalau misal terpaksa harus cekcok, lebih baik selesaikan sampai benar-benar jelas. Jangan sampai malah dilanjutkan ketika sudah kembali berjalan, karena risikonya bisa lebih bahaya.

"Sebisa mungkin akhiri perdebatan dan perselisihan sampai saling memaafkan, agar saat di jalan tidak terjadi dendam," ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com