JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas penjulan mobil di Indonesia berada di segmen Low MPV yang harganya berada di kisaran Rp 200 jutaan sampai Rp 300 jutaan.
Meski begitu masih ada mobil baru yang ditawarkan di bawah angka Rp 200 juta. Bahkan paling murah dari Rp 115 jutaan.
Dilansir dari situs resmi sejumlah merek otomotif di Indonesia, Senin (13/2/2023), mobil-mobil yang ditawarkan dengan banderol di bawah Rp 200 juta umumnya merupakan tipe LCGC.
Selain itu, sejumlah penyempurnaan disematkan pada Toyota All New Agya, termasuk pada sektor platform yang menggunakan Daihatsu New Global Architecture (DNGA) sampai dapur pacunya.
Kendati masih belum bisa diungkapkan secara rinci, Executive Chief Engineer Toyota Motor Corporation Toshihiro Nakaho memastikan, mobil Low Cost Green Car (LCGC) tersebut bakal dibenamkan mesin 1.2L Dual VVT-i berkode WA-VE milik Raize.
"Baik Agya yang varian GR Sport dan non-GR Sport, memakai mesin sama yaitu 1.2L NA milik Raize," kata dia di sela-sela seremoni peluncuran All New Agya di Jakarta, Senin (13/2/2023).
Baca juga: Daftar Harga Mobil Hybrid Februari 2023, Almaz, Ertiga, dan Kicks Naik
Berikut 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Senin, 14 Februari 2023:
1. Pilihan Mobil Baru Harga di Bawah Rp 200 Juta
Mulai dari Toyota Agya dan Calya, Daihatsu Sigra dan Ayla, hingga Honda Brio. Dulu pernah ada Datsun Go, namun kini telah discontinue.
Sementara Karimun Wagon R kini telah digantikan Suzuki S-Presso, yang tidak termasuk LCGC karena diimpor langsung dari India. Selain LCGC, masih ada mobil yang ditawarkan murah di bawah Rp 200 lainnya. Mobil itu adalah Wuling New Confero yang dijual Rp 181,3 juta.
Tipe New Confero adalah varian terendah dari model baru Confero. Mobil ini sekaligus jadi Low MPV termurah yang ada di pasaran. Sebab para pesaingnya mematok harga paling murah Rp 200 jutaan.
Baca juga: Pilihan Mobil Baru Harga di Bawah Rp 200 Juta
2. All New Agya Lahir Tanpa Mesin 1.0 Turbo, Ini Alasannya
Lantas, mengapa tidak dibenamkan juga mesin 1.0 turbo-nya? Mengingat mesin itu memiliki suatu kelebihan juga yaitu hemat bahan bakar tetapi tetap berperforma.
Menanggapinya, Toshihiro menyatakan bahwa untuk membenamkan mesin turbo di Agya tidaklah mudah. Terdapat beberapa aspek yang harus disesuaikan lagi agar keandalan dapur pacu dimaksud bisa optimal.
Dengan penyesuaian itu pula, tentunya harga jual dari Agya bakal jadi sedikit lebih mahal. Sementara karakteristik konsumen first buyer atau pembeli mobil pertama, sangat sensitif terhadap adanya kenaikan harga.
Baca juga: All New Agya Lahir Tanpa Mesin 1.0 Turbo, Ini Alasannya