Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Aerodinamika Ducati Terlalu Superior

Kompas.com - 17/12/2022, 10:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pebalap Grand Prix era 80'an, Randy Mamola, mengatakan, ingin melihat ada pembatasan pengembangan aerodinamika di motor MotoGP. Supaya Ducati tidak terlalu superior dalam aero body.

Ducati merupakan pabrikan pertama yang memahami pentingnya berinvestasi lebih banyak dalam aerodinamika. Ducati menggunakan ilmu dari Formula 1, di mana aerodinamika sangat penting saat balapan.

Baca juga: Komunitas Menganggap Rencana Insentif Motor Listrik Telat

Jack Miller saat berlaga pada MotoGP Austria 2022. (Photo by VLADIMIR SIMICEK / AFP)VLADIMIR SIMICEK Jack Miller saat berlaga pada MotoGP Austria 2022. (Photo by VLADIMIR SIMICEK / AFP)

Ducati memperkenalkan sayap atau winglet dan segera menjadi revolusi besar. Bahkan kompetisi sekelas MotoGP harus beradaptasi dan bahkan pabrikan lain yang semula skeptis akhirnya meniru Ducati.

"Pengembangan di area spesifik itu dapat dibekukan, sehingga pabrikan lain dapat mengejar dan Ducati tidak dapat mengambil langkah lain," kata Randy mengutip Tuttomotoriweb.it, Sabtu (17/12/2022).

"Saya tidak tahu bagaimana itu bisa dilakukan, saya bukan orang yang suka peraturan, tapi saya pikir sesuatu harus terjadi konsesi untuk pabrikan lain," kata dia.

Baca juga: Ratusan Motor Honda Modifikasi Ramaikan Final Battle HMC 2022 di Jogja

Enea Bastianini dengan seragam Ducati LenovoDok. @ducaticorse Enea Bastianini dengan seragam Ducati Lenovo

Mantan pebalap Yamaha dan Cagiva di kelas 500cc itu mengatakan, dia bukan penggemar balapan yang begitu banyak teknologi. Menurutnya balapan terbaik ialah yang banyak menggantungkan fungsi pebalapnya.

Contohnya di era MotoGP modern, ada perangkat holeshot yang juga diperkenalkan Ducati.

"Beberapa balapan terbaik yang pernah saya lihat di World Superbike dan BSB . Di MotoGP kami tidak bisa melihat apa yang kami inginkan. Saat ini sepeda motor berakselerasi dan berhenti dengan sangat cepat,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau