Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Truk Bisa Lakukan Ini untuk Mencegah Rem Blong

Kompas.com - 20/07/2022, 07:22 WIB
Aditya Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan truk di turunan kembali terjadi. Kali ini truk bermuatan BBM Pertamina menabrak sejumlah sepeda motor dan mobil di Jalan Transyogi Cibubur, wilayah Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/7/2022) sore.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, dugaan sementara penyebab kecelakaan truk Pertamina dengan 10 korban jiwa karena truk mengalami rem blong.

Perlu diketahui, rem truk berbeda dengan mobil kecil. Kebanyakan truk sudah menggunakan sistem full air brake atau rem angin pada pengeremannya. Sedangkan mobil biasa masih rem minyak atau hidrolik.

Baca juga: Kecelakaan Cibubur, Daerah Rawan, Dugaan Rem Blong, dan Pelajarannya

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menurutkan, bahwa sistem yang berbeda tentu membutuhkan perawatan yang berbeda juga sehingga tidak bisa sembarangan.

“Rem truk dan rem angin membutuhkan pemeriksaan kelaikan sebelum, saat, dan setelah mengemudi,” ucap Jusri kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Sebelum mengemudi truk dengan rem angin, maka setiap pagi mereka harus memeriksa air brake check. Diperhatikan slack adjuster di chamber untuk memastikan keseimbangan distribusi angin ke masing-masing roda.

Pengemudi harus membuang angin dari air tank sebelum menghidupkan mesin. Ini harus dilakukan setiap hari karena udara yang ada di tangki akan menjadi air di pagi hari. Jika dibiarkan bisa jadi angin palsu yang membuat kemampuan rem berkurang.

Kondisi terkini Jalan Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi, Selasa (19/7/2022).KOMPAS.com/JOY ANDRE T Kondisi terkini Jalan Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi, Selasa (19/7/2022).

“Kemudian periksa apakah ada kebocoran, lalu nyalakan mesin selama satu menit, seharusnya udara di tangki sudah kembali terisi. Sebelum jalan, periksa dengan menginjak rem, memastikan bekerja atau tidak,” kata dia.

Saat mengemudi, rem kaki pada truk atau service brake sebaiknya jangan terus digunakan. Manfaatkan rem lain seperti exhaust brake, engine brake dan retarder untuk mengurangi laju kendaraan.

Jusri melanjutkan, tujuan menggunakan exhaust brake bukan untuk menghentikan kendaraan, tetapi mengurangi lajunya. Sehingga kerja service brake tidak bekerja terlalu berat.

“Karena jika sering digunakan, bisa mengalami panas berlebih dan akan menjadi penurunan performa rem atau brake fading,” tutur Jusri.

Adapun ketika kendaraan selesai bertugas, ada kebiasaan buruk dari pengemudi untuk mendinginkan rem, yaitu disiram dengan air. Padahal ini bisa menyebabkan konstruksi rem akan rusak.

“Kemudian lakukan post driving check. Pastikan kondisi kendaraan itu laik, cek selang angin dan lainnya. Kemudian pengemudi juga harus buang angin yang ada di tangki agar tidak terjadi penumpukan,” ucap Jusri.

Jusri menyarankan, jika tangki udara kosong pada truk yang full air brake rem akan mengunci sehingga tidak bergerak kemana-mana, jadi lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau