JAKARTA, KOMPAS.com – Mengendarai sepeda motor tidak hanya sekadar memutar tuas gas dan rem ketika mau berhenti. Pengendara motor juga harus memperhatikan angka RPM (revolutions per minute) yang ada di takometer panel instrumen motor.
Satuan RPM sendiri digunakan untuk menyatakan kecepatan perputaran terhadap sumbu dalam satu menit. Dengan mengetahui RPM kendaraan kita, maka kita dapat mengatur gas sesuai dengan kebutuhan kendaraan.
Namun, masih banyak pengendara yang sering memacu kendaraannya pada RPM tinggi hingga melewati red-line. Padahal, kebiasaan tersebut akan membuat kinerja mesin lebih berat bahkan bisa menyebabkan mesin motor jebol.
Baca juga: Pakai Fitur Cruise Control, Perhatikan Hal-hal Ini
Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM) Endro Sutarno mengatakan jika mesin sering dipaksakan pada RPM tinggi akan membuat kendaraan boros bahan bakar dan ada kemungkinan komponen mesin cepat rusak.
Endro menjelaskan, putaran mesin yang cepat membuat piston lama-kelamaan akan panas. Begitu piston terlalu panas, maka piston akan lebih cepat aus jika dibandingkan dengan pemakaian normal.
Baca juga: INFOGRAFIK: Catatan 5 Tahun Perjalanan Wuling Motors di Indonesia
Memaksakan mesin motor pada RPM tinggi juga mengakibatkan kendaraan lebih boros bahan bakar. Pasalnya, dengan bukaan gas yang lebar maka konsumsi bahan bakar yang diperlukan juga semakin banyak.
Maka dari itu, jangan sampai jarum melewati batas RPM yang biasa ditandai dengan warna merah..
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.