Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhatan Seorang Pria Gagal Ujian Praktik SIM C pada Jalur Zig-zag

Kompas.com - 13/02/2022, 13:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar di media sosial curhatan seorang pria yang mengaku gagal ujian praktik pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C pada bagian zig-zag.

Keluh kesah tersebut dibagikan oleh akun facebook bernama Muhammad Syahril Amien Maulana pada Jumat (11/2/2022).

“Dino ajur le, dah bela2in jam 5 ke Polres sekalian subuhan disana,antri berjam2 ternyata ngulang. Di tes teori gw dapat 100 le di prakteknya gagal di ZigZag, mana jalanan licin pula lagi gerimis,” tulis unggahan akun tersebut.

Baca juga: Catat, Dispensasi Perpanjangan SIM Masih Ada hingga 21 Februari 2022

Seperti diketahui, ujian praktik SIM C di Indonesia harus melewati rute zig-zag, hingga berputar menyerupai angka 8, tanpa kaki menyentuh tanah.

Sementara ujian praktik sepeda motor di negara lain hanya melewati sebuah jalur yang disiapkan, tanpa tantangan zig-zag maupun angka 8.

Kasubdit STNK Korlantas Polri Kombes Pol Taslim Chairuddin mengatakan, SIM bukanlah sekadar izin yang dibutuhkan pengendara saat berada di jalan raya.

Curhatan pria yang mengaku gagal ujian praktik pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C pada bagian zig-zag.Facebook.com/Muhammad Syahril Amien Maulana Curhatan pria yang mengaku gagal ujian praktik pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C pada bagian zig-zag.

Melainkan juga sebagai privilege atau penghargaan yang diberikan negara kepada warganya atas kompetensi yang dimiliki dalam mengemudikan kendaraan.

Hal ini karena ketika di jalan raya, mengemudikan kendaraan selain membahayakan diri sendiri juga dapat membahayakan orang lain, sehingga mengemudi kendaraan haruslah kompeten.

“Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat kemahiran pengemudi roda dua dalam mengatur keseimbangan tubuh ketika mengemudikan kendaraan di jalan,” ucap Taslim, dalam keterangan resminya, belum lama ini.

Sementara itu, kompetensi ketika berkendara menurut Taslim bukanlah hal yang sederhana. Setidaknya dibutuhkan tiga elemen ketika berkendara yakni meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku.

Ujian teori online menggunakan aplikasi e-AVIS di SATPAS SIM Polda Metro Jaya, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.Dok. SATPAS SIM Polda Metro Jaya Ujian teori online menggunakan aplikasi e-AVIS di SATPAS SIM Polda Metro Jaya, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.

“Pengetahuan diukur melalui ujian teori, di mana seorang calon pengemudi dituntut harus tahu bagaimana aturan dan cara mengemudikan kendaraan yang baik dan benar di jalan. Uji praktik adalah cara untuk mengukur keterampilan calon pengemudi,” kata Taslim.

Baca juga: Minat Honda Mobilio Eks Taksi Upgrade RS? Dijual Rp 135 Juta

Kemudian yang menjadi persoalan saat ini menurut Taslim adalah bagaimana mengukur sikap perilaku maupun attitude pengemudi.

Hal ini karena menurutnya sangat terkait dengan karakter dasar yang terbangun oleh keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama dan lingkungan sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau