Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Ban Mobil Harus Istirahat saat Perjalanan Jauh?

Kompas.com - 25/01/2020, 12:03 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ban menjadi salah satu komponen yang cukup krusial pada kendaraan, baik itu mobil maupun sepeda motor. Maka dari itu, kondisinya juga harus selalu dijaga terutama tekanan udara pada ban.

Jika tekanan udara dalam ban kurang, maka bisa berbahaya bahkan dapat menyebabkan pecah ban.

Selain itu, selama ini masih banyak anggapan bahwa saat melakukan perjalanan jauh ban juga harus diistirahatkan. Salah satunya adalah menjaga suhu ban setelah berkendara di jalanan cukup lama.

Menurut On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal, saat melakukan perjalanan jauh tidak perlu mengistirahatkan ban.

“Sebenernya buat ban tidak perlu diistirahatkan mengikuti istirahatnya pengemudi, ini untuk ban penumpang ya, karena test drum di lab juga tidak ada istirahatnya,” kata Zulpata kepada KOMPAS.com, Sabtu (25/1/2020).

Baca juga: Mobil Listrik Hyundai Ioniq, Menjelajah 373 Km Ketika Baterai Penuh

Zulpata menambahkan, selama melakukan tes drum bahkan ban terus diputar selama tiga hingga empat hari. Hasilnya, kondisi ban juga masih cukup bagus dan tidak mengalami kendala berarti.

“Saat tes itu ban running terus 3-4 hari berturut juga tidak masalah, yang masalah justru kekuatan dari pengemudinya, untuk dari segi ban demikian,” ucapnya.

Ilustrasi pecah ban: Kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, Minggu (15/9/2019), karena mobil mengalami pecah ban.Shutterstock Ilustrasi pecah ban: Kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, Minggu (15/9/2019), karena mobil mengalami pecah ban.

Tetapi, Zulpata mengatakan, jika ban harus diistirahatkan mengikuti istirahatnya penumpang juga tidak masalah. Meskipun, sejatinya ban masih dalam kondisi yang cukup bagus.

“Kalau mau ikut istirahat sesuai istirahat pengemudi ya tidak masalah, setiap 3-4 jam istirahat 20-30 menitan, ban kendaraan itu dibuat kuat kok,” ujarnya.

Meski begitu, Zulpata menyarankan agar ban harus dilakukan perawatan secara berkala. Terutama memperhatikan tekanan udara pada ban. 

Selain itu juga memastikan bahwa beban yang dibawa sesuai dengan kekuatan ban yang direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan. Apabila mengikuti aturan itu, dia memastikan kondisinya akan tetap bagus.

“Asal perawatannya mumpuni, terutama tekanan udara ban dan bobot yang dipikul harus disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan mobil,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau