Rapor Penjualan Mobil Suzuki di Akhir Tahun

JAKARTA, KOMAS.com– PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sukses membukukan penjualan positif pada November 2019. Klaim tersebut dibuktikan dengan total wholesales sebanyak 10.077 unit atau meningkat sebesar 16 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kendaraan Suzuki buatan Cikarang, Jawa Barat, memberikan kontribusi terbesar dalam kinerja penjualan baik di November maupun sepanjang Januari-November 2019. Selama 11 bulan di 2019, produk lokal Suzuki berkontribusi sebesar 87,9 persen terhadap penjualan nasional.

"Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada masyarakat atas kepercayaannya terhadap Suzuki. Kami akan terus berusaha menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta terus melakukan penyempurnaan produk dan layanan purnajual untuk memenuhi harapan dan keinginan masyarakat Indonesia," ucap 4W Sales Director PT SIS Makmur, dalam keterangan resminya, Rabu (18/12/20190.

Baca juga: Alasan Suzuki Luncurkan Baleno Facelift di Akhir Tahun

Pada November, secara wholesales New Carry naik empat persen dibandingkan bulan sebelumnya dengan total penjualan 5.843 unit. Jumlah tersebut menjadikan Carry sebagai kontributor terbesar terhadap penjualan nasional Suzuki dengan penyerapan sebesar 57,98 persen.

KompasOtomotif - AFH Suzuki Carry terbaru

Sedangkan di segmen kendaraan penumpang, All New Ertiga berkontribusi 25 persen terhadap wholesales Suzuki. Bila dibandingkan bulan sebelumnya, wholesales MPV murah Suzuki ini mengalami peningkatan 62 persen dengan angka penjualan 2.586 unit.

Untuk Baleno, meski sesaat lagi akan meluncur versi penyegarannya, namun secara tren diklaim mengalami peningkatan. Pada November Baleno berkontribusi positif di segmen hatchback dengan peningkatan Sembilan persen.

Baca juga: Diskon Akhir Tahun, Suzuki Baleno Tembus Rp 25 Juta

Suzuki Baleno Facelift

Menurut Direktur Pemasaran 4W PT SIS Donny Ismi Saputra, fokus penjualan Suzuki pada 2019 memang mengalami perubahan untuk lebih mengacu pada produk-produk buatan dalam negeri. Karena itu, volume untuk mobil yang sampai saat ini masih diimpor sedikit mengalami penurunan.

"Bagian dari strategi untuk menghadapi ragam gejolak seperti nilai tukar mata uang asing dan lain sebagainya, kita fokus ke produk yang dibuat di dalam negeri. Memang dampaknya untuk volume (model yang impor) turun, namun bukan berarti kita tinggalkan, tetap kita jaga di level yang stabil," ujar Donny kepada wartawan di Jakarta, Rabu (18/12/2019).