JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang beranggapan masih banyaknya truk ODOL (Over Dimension Overload), bahkan sampai jadi penyebab kecelakaan maut di jalan raya dan tol karena adanya main mata antara pengusaha dan petugas.
Salah satu yang disoroti ialah mengenai jembatan timbang. Alat yang berfungsi untuk mengetahui apakah truk obesitas atau tidak itu dianggap rawan pungutan liar sehingga hasil pemeriksaan tidak sesuai fakta.
Baca juga: Truk ODOL Bakal Terjerat WIM di Tol
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, mengatakan, ke depan, semua jembatan timbang sudah online sehingga meminimalisir pungli.
"Sekarang saya sedang bangun jembatan timbang online. Karena adanya pandangan negatif dari masyarakat sehingga kami melakukan perubahan paradigma jembatan timbang," kata Budi kdi Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Budi mengatakan, dengan sistem jembatan timbang online petugas pengawas tak lagi terlibat langsung dalam penimbangan. Sehingga faktor ''main mata'' antara penguasa dan petugas makin kecil.
“Dengan begitu maka semua proses memakai aplikasi dan tidak ada sentuhan langsung dari petugas di situ. Kalau ada pelanggaran pun dibayar langsung melalui bank jadi bukan ke petugas,” ujarnya.
Baca juga: Hukuman Pelanggar Truk ODOL Semakin Serius
Budi mengakui sulit mengubah paradigma yang sudah terlajur ada di dalam masyarakat, karena itu cara untuk mengubahnya yaitu dengan terus melakukan inovasi, termasuk salah satunya jembatan timbang online.
"Betapa susahnya saya sekarang ini bicara jembatan timbang pasti langsung mengatakan pungli. Padahal saat ini kita sangat tegas untuk mengubah paradigma manfaat jembatan timbang itu apa," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.