JAKARTA, KOMPAS.com - Safety Riding merupakan salah satu cara untuk membiasakan diri untuk berkendara sepeda motor dengan aman dan nyaman. Lebih jauh, diharapkan pengemudi bisa lebih awas untuk mengurangi risiko di jalan.
Lantas yang jadi pertanyaan, seberapa efektif mengikuti safety riding untuk pengaruhi prilaku berkendara?
Hari Soeprijanto sebagai Ketua Umum Asosiasi StreetFire Indonesia (ASFI) menyatakan bahwa butuh waktu supaya pengendara sadar akan kebiasaan berkendara dengan benar.
"Lambat laun, pasti akan ada sifat berkenda yang berubah. Contoh nyatanya adalah komunitas CB150R di bawah naungan ASFI sendiri. Mereka sudah tidak mau pakai ban cacing lagi, misalkan," katanya saat berbincang bersama Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: Bajaj Rayakan HUT ke-74 RI Pakai Honda CB150R StreetFire
Hanya saja perubahan tersebut memerlukan waktu dan konsistensi. Inilah kendala terbesar dalam pelaksanaan safety riding untuk mempengaruhi prilaku berkendara.
"Sebab banyak sekali yang tidak sabar dan menganggap tidak ada efeknya ikut safety riding," kata Hari.
Materi Safety Riding
Secara umum, Hari juga menjelaskan bahwa materi praktik pelatihan safety riding hampir sama yakni meliputi slalom, pengereman, melewati papan titian, dan rintangan bergelombang.
Namun banyak orang seringkali tidak tahu apa tujuan dari praktik dengan rintangan-rintangan tersebut. Hanya sekadar melewati dan menjalaninya saja.
"Misalkan slalom, ini manfaatnya untuk untuk melatih kemampuan, atau untuk menjaga irama keseimbangan tubuh saat menikung atau melalui jalan berliku. Dalam slalom ditekankan pentingnya pengontrolan bodi pengendara motor," ujarnya.
Baca juga: Tips Naik Moge Buat Orang dengan Postur di Bawah Rata-rata
Pelatihan melewati jalan titian berguna untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika melewati jalan-jalan sempit.
Sementara manfaat pelatihan melalui rintangan gelombang adalah melatih keseimbangan tubuh saat melewati jalan yang tidak rata, bergelombang, atau berlubang. Di sini, pengendara diajarkan untuk menggunakan rem dengan benar untuk mengatur irama kecepatan dan teknik hard braking.
"Tujuannya supaya menghindari terjadi slip dan berakibat fatal," kata Hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.