JAKARTA, KOMPAS.com - Selain perluasan ganjil genap, salah satu langkah untuk memperbaiki polusi udara yang akan ditempuh oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta (Dishub) adalah melakukan peremajaan beberapa angkutan kota (angkot).
Menyangkut soal ini, beberapa waktu lalu Operation Manager Auto2000 Wilayah DKI 1 Biyouzmal, mengatakan, Dishub DKI akan menggunakan HiAce sebagai pengganti angkot yang akan diremajakan mulai 2020 mendatang.
Ketika menyinggung soal ini, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo, mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan evaluasi, namun dipastikan pada 2020 nanti semua angkot yang sudah berusia 10 tahun akan diremajakan.
Baca juga: HiAce Mau Dijadikan Mikrolet, Begini Reaksi Toyota
"Untuk itu (HiAce), yang pasti memang sedang kita dorong agar bisa digunakan, tapi yang jelas butuh proses karena itu kan belum masuk dalam e-katalog," ucap Syafrin ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (1/9/2019).
Lebih lanjut Syafrin mengatakan memang proses peremajaan untuk angkutan umum saat ini menjadi salah satu prioritas yang sedang dikejar. Hal ini lantaran eksekusi waktu pelaksanaannya yang hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Sayangnya, Syafrin belum menjelaskan mengenai rencana berapa unit HiAce yang akan digunakan. Termasuk juga soal teknis mengenai bagaimana nanti bentuk konfigurasi kursi HiAce yang akan dijadikan transportasi umum tersebut.
Baca juga: Dukung Ganjil Genap, Toyota HiAce Bakal Disulap Jadi Angkot
"Memang belum, jadi sampai saat ini prosesnya masih berjalan dan sedang kita kaji," ujar dia.
Seperti diketahui, dalam Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 mengenai Pengendalian Kualitas Udara, salah satu arahan Anies Baswedan adalah menugaskan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk melakukan peremajaan angkutan umum pada 2020 mendatang. Total armada yang akan diganti mencapai 10.047 unit, mulai dari bus berukuran kecil, sedan, dan besar.
Angkot Listrik
Meyinggung soal transportasi berbasis kendaraan listrik yang sedang marak diwacanakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk kota-kota besar di Jakarta, Syafrin menjelaskan saat ini Pemprov DKI memang belum mengarah ke sana.
Baca juga: Ini Angkot Listrik MAB yang Siap Beroperasi
Hal ini lantaran anggaran dana yang telah ditetapkan pada tahap awal sudah diperuntukan untuk kendaraan konvensional, yakni mesin diesel yang menggunakan solar.
"Sementara kita harus maklum yang kita gunakan kendaraan berbahan bakar minyak dulu, karena yang listrik secara harga saat ini masih sangat tinggi. Jadi kalau kita tetapkan sebagai angkutan umum di Jakarta kita harus pikirkan juga besaran subsidinya mengingat biaya investasinya yang juga cukup besar," ucap Syafrin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.