Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpres Diteken Jokowi, Indonesia Sasaran Investasi Kendaraan Listrik

Kompas.com - 08/08/2019, 15:25 WIB
Aditya Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Peraturan Presiden (Perpres) mengenai percepatan pengembangan kendaraan bermotor listrik sudah resmi diteken oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (5/8/2019). Kondisi ini jelas akan menciptakan iklim positif bagi industri otomotif di Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, sudah ada beberapa merek otomotif yang akan berinvestasi di Indonesia, termasuk dari China.

"Saya memang dengar mereka merencanakan atau ingin masuk ke Indonesia, tapi konkretnya kami belum dapatkan data,” ucap Yohannes belum lama ini di Jakarta.

Nangoi menjelaskan, Indonesia saat ini menjadi sasaran investasi perusahaan otomotif ternama di dunia. Beberapa merek diakui tengah mencoba masuk membangun industri otomotif.

Baca juga: Reaksi Gaikindo Usai Jokowi Teken Perpres Kendaraan Listrik

“Ada beberapa yang sudah coba approach. Beberapa perusahaan Eropa, Rusia dan beberapa negara. Dari Rusia kelihatannya komersial, yang dari China belum tahun ini direalisasikan rasanya. Mudah-mudahan yang Korsel secepatnya karena mereka sudah di final stage,” ucap Nangoi.

Wiebe Wakker berkeliling dunia untuk mengkampanyekan mobil listrik yang lebih ramah lingkungan.KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Wiebe Wakker berkeliling dunia untuk mengkampanyekan mobil listrik yang lebih ramah lingkungan.

Kehadiran investasi baru termasuk dari produsen kendaraan listrik memang sesuai dengan keinginan pemerintah Indonesia. Pemerintah menginginkan kendaraan yang hemat bahan bakar dan emisi lebih bersih.

“Mau tidak mau otomotif kita akan masuk pada industri otomotif yang lebih advance. Seperti mobil hybrid yang satu liter bisa dipakai 20 sampai 25 kilometer atau masuk ke plug in hybrid yang jaraknya lebih jauh lagi. Juga kendaraan listrik yang punya suatu hal berbeda dibanding kendaraan lain. Kita mengikuti aturan pemerintah yang menunjang industri ini,” ucap Nangoi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau