JAKARTA, KOMPAS.com - Meski musim politik sudah selesai, namun segmen pasar mobil bekas sampai saat ini diklaim tidak banyak mengalamai pergerakan signifikan. Kecenderungan pasarnya masih stagnan, bahkan untuk beberapa model justru mulai sepi.
Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih, perputaran penjualan di pasar mobil bekas saat ini lebih banyak dikontribusi oleh mobil-mobil murah. Mulai low cost green car (LCGC) sampai MPV murah dengan tahun pemakaian yang rata-rata sudah berusia lima tahun.
"Untuk mobil yang baru sekarang ini kurang, justru konsumen polanya cari yang murah-murah. Bicara model dari LCGC, city car, sampai MPV. Untuk MPV ini tahunnya bukan yang muda, rata-rata keluaran 2013 sampai 2016 karena mengejar harga murah," ujar Herjanto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/8/2019).
Menurut Herjanto, perubahan tren mulai terasa usai Lebaran. Mobil-mobil baru atau tahun muda kurang dilirik karena rata-rata konsumen lebih fokus pada mobil murah dengan kisaran harga di bawah Rp 150 jutaan.
Baca juga: Daftar Harga Mobil Bekas yang Sudah Disuntik Mati
Beberapa contohnya seperti Avanza, Xenia, keluaran 2013 sampai 2015 yang harganya saat ini sudah di kisaran Rp 120 sampai Rp 135 jutaan. Sementara untuk Mobilio dan Ertiga produksi 2015 masih berada di kisaran Rp 140 jutaan
Meski demikian, Herjanto mengatakan penjualan terbesar masih di segmen LCGC. Karena dengan harga yang lebih murah, konsumen bisa mendapatkan tahun yang lebih muda, apalagi bila tujuan membelinya untuk digunakan sebagai armada taksi online.
"Contoh Agya dan Ayla itu harga Rp 90 juta sudah matik untuk tahun 2018. Kalau Calya atau Sigra matiknya harga pedangan itu Rp 105 jutaan yang 2018," kata Herjanto.
Senada dengan Herjanto, Teddy pemilik showroom mobil bekas di Kemayoran juga mengatakan hal senada. Namun meski mobil dengan harga murah saat ini lebih bergairah, tapi hal itu diklaim relatif, karena balik lagi tergantung dari kondisi dan kebutuhan dari masing-masing konsumen.
Baca juga: BBNKB Naik Memicu Pembeli Mobkas Tembak STNK
"Biasanya kalau mereka butuh, dasarnya cari yang terjangkau dengan harga murah tanpa melihat manual apa matik. Sementara kalau konsumen yang cari untuk benar-benar pakai biasanya akan berpatokan pada harga jual kembali, otomatis orientasinya lebih ke merek bukan soal harga murah saja, balik lagi ini jadi pilihan masing-masing," ujar Teddy.
Sementara untuk pergerakan pasar mobil bekas sendiri, menuurut Teddy memang cenderung biasa saja. Diperkirakan ketika akhir tahun nanti baru mulai kembali meningkat seiring dengan musim liburan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.