JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitian asal Inggris bernama CensusWide menyimpulkan bahwa game balap berpengaruh pada kebiasaan berkendara di jalan.
Berdasarkan survei kepada 1.250 orang, dinyatakan game dapat meningkatkan reflek pengendara saat menghadapi kondisi berbahaya.
Namun, 26 persen dari total narasumber itu lebih sering melakukan pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan dibanding kelompok yang jarang atau tidak pernah bermain game balap.
Menanggapi hal ini, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menyatakan bahwa untuk berkendara di dunia nyata, kondisinya sangat berbeda.
Maka keseringan bermain game balap tidak menentukan keterampilan mengemudi motor ataupun mobil di jalan.
"Mengendarai motor atau mobil itu bukan hanya soal skill, tetapi pola pikir dan empati. Mungkin memang dengan bermain game balap bisa sedikit menambah kemampuan dasar berkendara, tapi bukan berarti sudah 'lulus' untuk dapat berkendara di jalanan umum," katanya kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Baca Juga : Etika Pakai Lampu Jauh, Jangan Jadi Biang Kerok di Jalanan
Di game, lanjut Jusri, hanya mengasah kemampuan dasar berkendara dan hal tersebut cukup penting untuk sarat mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Tetapi, tidak ada pengajaran tentang kebiasaan berkendara di jalan.
"Kemampuan dasar mengemudi itu wajib dimiliki untuk mendapatkan SIM. Tapi pematangan soal berkendara juga tidak kalah pentingnya, terkait safety dan defensive driving. Itulah salah satu alasan SIM memiliki batasan usia, terkait kematangan sikap," kata Jusri lagi.
"Ingat, berkendara di dalam game dengan dunia nyata berbeda dimana lebih kompleks. Tidak bisa orang sudah terampil berkendara di game lalu sudah pasti hebat ketika membawa mobil atau motor di tempat umum," tutup Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.