BOGOR, KOMPAS.com - Selaku distributor tunggal pelumas Deltalube di Indonesia, PT Timur Raya Karya Mandiri (TRKM), siap mengikuti regulasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Bahkan saat ini proses pengurusan sertifikasi SNI dari semua produk pelumasnya pun sudah mulai berjalan.
"Memang sempat ramai dan sampai konflik pro kontra ya, tapi pada intinya kita ikuti regulasi. Saat ini produk kami pun sedang mengurus proses SNI, jadi dalam waktu dekat semua produk Deltalube sudah SNI," kata Bussiness Development PT TRKM Natalyus Purnomoadi kepada media di Bogor, Jawa Barat. Senin (22/4/2019).
Menurut Natalyus, pada dasarnya Deltalube mendukung kebijakan pemerintah untuk mewajibkan semua produsen pelumas di Indonesia menjalankan sertifikasi SNI. Karena selain untuk menekan banyaknya peredaran pelumas palsu, dengan SNI juga bisa membuktikan bila pelumas aftermarket memiliki kualitas yang tidak bisa dianggap remeh.
Baca juga: Ikuti Perkembangan Teknologi, Deltalube Luncurkan 6 Produk Baru
Mengenai pandangan beberapa produsen oli yang mengatakan pengurusan SNI sangat mahal dan bisa mempengaruhi harga jual dari produknya, Natalyus menjelaskan bila pada kenyataannya tidak sebesar apa yang diperbincangan di luar.
"Untuk harga setelah kami mengurus SNI rasanya tidak berpengaruh nantinya ke harga jual produk kami, artinya seharusnya dengan ada SNI tidak bikin produk kami nanti naik harga," ucap Natalyus.
Baca juga: Biaya SNI Dinilai Mahal, Ini Tanggapan Asosiasi Pelumas Indonesia
Sebelumnya Ketua Bidang Pengembangan Asosiasi Produsen Pelumas Dalam Negeri (Aspelindo) Andria Nusa, mengatakan bila sebenarnya biaya untuk mendapatkan sertifikasi SNI tidak terlalu mahal.
"Sekitar Rp 25 juta sampai Rp 30 juta per satu kategori, harusnya tidak mahal dan tidak jadi masalah bagi pelaku bisnis pelumas yang benar. Katakanlah naik jadi tiga kali lipat sampai Rp 100 juta untuk SNI, kalau dia (importir) jualannya 1 juta liter per tahun, itu kan artinya biayanya hanya Rp 100 per oli. Hitungan 1 juta liter itu pemain kecil, karena hanya 1.000 Kl kalau dibandingkan kebutuhan nasional yang 950 ribu Kl itu kan sangat-sangat kecil," ujar Andria kepada wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.