Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Host" Asian Games 2022, Wakil Otomotif China yang Gagal di Indonesia

Kompas.com - 05/09/2018, 09:42 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asian Games 2022 dijadwalkan akan dihelat di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China. Serah terima penyelenggaraan sudah dilakukan saat penutupan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan, diwakili oleh salah satu putra daerah ternama, Jack Ma, yang juga pemilik raksasa e-commerce Alibaba.

Hangzhou merupakan kota yang menjadi markas bagi salah satu raksasa otomotif negeri tirai bambu, yakni Geely. Pada 2010, Geely sempat mencoba memulai peruntungannya di Indonesia. Namun gagal.

Penjualan perusahaan mobil yang didirikan oleh Li Shufu ini seret. Hingga akhirnya Geely hengkang, setelah hanya bertahan tiga tahun.

Baca juga: Geely Salah Langkah dari Awal di Indonesia

Diler mobil merek China di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Febri Ardani/KompasOtomotif Diler mobil merek China di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Meski gagal di Indonesia, Geely bisa dianggap sukses di pasaran global. Mereka bahkan memiliki saham mayoritas di beberapa brand ternama, seperti Volvo, Lotus dan Proton.

Pada awal 2018, Geely juga telah membeli 10 persen saham Daimler, perusahaan induk dari Mercedes Benz.

Agresifnya Geely di pasaran global sempat mendapat pujian dari mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Lewat catatan di website pribadinya berjudul "Proton Rasa Mitsubishi, Jadi Rasa Geely", Dahlan menilai suksesnya Geely tak lepas dari dukungan pemerintah.

"Nasib Li Shufu memang baik. Lahir di Tiongkok. Memulai usaha mobilnya di sana. Yang pejabat pemerintahnya tidak menghina kemampuan anak bangsanya," tulis Dahlan.

Baca juga: Setelah 7 Tahun, Akhirnya Volvo-Geely Berbagi Teknologi

Volvo dibeli Geely dari Ford pada 2010.samarskie-voditeli.ru Volvo dibeli Geely dari Ford pada 2010.

Dahlan kemudian membandingkan nasib Li Shufu dengan Dasep Ahmadi. Dasep adalah inovator mobil listrik yang divonis penjara beberapa tahun lalu. Ia dianggap bersalah telah menyalahgunakan uang negara dalam program mobil listrinya.

Menurut Dahlan, mobil pertama yang dulu dibuat Li Shufu jauh lebih jelek dibanding yang dibuat Dasep. Dahlan bahkan menyebut bentuk mobil pertama Gelly pada 1998 itu lebih jelek dibanding Suzuki Carry. Dibuatnya pun di bengkel, bukan di pabrik.

Baca juga: Cita-cita Membuat Mobil Listrik, Perjuangan Dasep Malah Berakhir di Penjara

"Mobil yang dibuat Dasep itu, yang hijau itu, yang pernah saya coba itu, jauh lebih baik. Dari mobil pertama yang dibuat Geely. Bedanya, Geely dapat izin masuk pasar. Dengan kualitas apa adanya itu. Pemerintahnya mendukung. Siapa sangka Geely jadi raja. Terbesar kedua (setelah BYD). Hanya dalam tempo 20 tahun," papar Dahlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau