Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Komponen Butuh Kepastian Road Map Mobil Listrik

Kompas.com - 18/07/2018, 17:15 WIB
Agung Kurniawan

Editor

Jakarta, KOMPAS.com – Wacana pemerintah mendorong dan mengembangkan industri mobil listrik masih bergulir, kali ini bahas ketahanan komponen. Para pelaku industri komponen otomotif terutama dari Tier II dan III, meminta kepastian road map mobil listrik ke pemerintah.

Wan Fauzi, Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, mengatakan, butuh kepastian tahapan pengembangan industri mobil listrik. Dengan jalan bertahap dan tidak langsung melompat ke teknologi full electric vehicle (EV), pelaku industri punya waktu dan kesempatan untuk berevolusi.

“Kami melihat mobil listrik ini sebagai kesempatan, tapi asal ada tahapan yang jelas. Karena pada dasarnya mobil listrik tetap menggunakan komponen, tetapi (komponen) yang besar-besar memang berubah, seperti baterai dan motor listrik, tapi komponen lain masih tetap pakai,” ucap Fauzi dalam diskusi grup di Jakarta, Rabu (18/7/2018).

PIKKO saat ini menaungi ratusan industri komponen kecil dan menengah, fokus menggarap produk-produk tier II dan III, baik menyuplai ke original equipment manufacturer (OEM) alias pabrik dan pasar purna jual (aftersales).

Baca juga: Kesiapan PLN Menyambut Pengembangan Mobil Listrik

Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Ditjen ILMATE Kementerian Perindustrian, menegaskan, jangan samakan Indonesia dengan negara-negara Eropa yang cepat maju perkembangan mobil listriknya. Banyak faktor perbedaan antara keduanya dan sulit dibandingkan apple to apple.

“Negara di Eropa itu tidak punya industri otomotif, di Indonesia punya. Tahapan menuju industri mobil listrik perlu dilalui, yakni lewat teknologi hybrid dan plug-in hybrid, BEV (Battery Electric Vehicle), sampai nantinya Fuel Cell,” kata Putu.

Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Ditjen ILMATE Kemenperin (kanan) bersama Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik dalam diskusi di Jakarta, Rabu (18/7/2018).Cutenk Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Ditjen ILMATE Kemenperin (kanan) bersama Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik dalam diskusi di Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Plug-in Hybrid

Dari riset lembaga penelitian McKinsey Global Institute dan Nomura Research Institute, Indonesia akan menjadi negara produsen mobil internal comustion engine (ICE) dan Low Carbon Emmission Vechicle (LCEV), baik itu Hybrid, Plug-in Hybrid, maupun EV di dunia.  Di dunia, total populasi kendaraan listrik di dunia hanya 9 persen terhadap total.

“Dari jumlah itu, porsi terbesar datang dari jenis Plug-in Hybrid, jadi kita juga harus melihat hal itu,” ucap Putu.

Agus Pambagio, Pengamat Kebijakan Publik, mengatakan, soal mobil listrik sudah waktunya Indonesia melangkah ke sana dan tidak perlu bertele-tele lagi. Agus juga meminta pemerintah segera mengeluarkan regulasi mobil listrik supaya jelas.

“Isinya tidak masalah, mau itu hybrid, plug-in hybrid, EV, atau Fuel Cell sekalipun, yang penting jelas tahapannya seperti apa. Tapi, industri itu jangan takut berubah, kita di sini itu kan cuma jadi perakit saja tidak punya industri otomotif asli,” kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com