AMSTERDAM, KOMPAS.COM - Mitsubishi Outlander PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) sudah mendapat capaian positif di beberapa negara, termasuk di Benua Eropa. Outlander PHEV mampu meraih pangsa pesar terbesar di Eropa.
Mitsubishi Motors Corporation (MMC) kini mulai membidik pasar lain untuk model PHEV-nya, termasuk di Asia Tenggara dan Indonesia.
Bila di Eropa dengan sistem infrastruktur yang sudah terbilang baik, tentu saja penjualan mobil listrik ataupun PHEV tidak akan menemui kendala berarti. Tapi tidak demikian dengan negara berkembang seperti di Asia Tenggara, yang masih dalam tahap membangun infrastruktur.
Baca juga: Rahasia Mitsubishi Pilih Outlander yang Pakai Teknologi PHEV
"Kami tentu saja akan melakukan pengembangan dengan pendekatan strategi yang berbeda. Kami sudah memiliki data mengenai rencana setiap negara di Asia Tenggara, yang mulai mengarah ke kendaraan elektrik," jelas Taku Kawai, Manager ASEAN Bussines Planning Department, ASEAN Div Mitsubishi Motors Corporation, Minggu (24/6/2018).
Di Thailand, Kawai menyebutkan, kendaraan listrik diprediksi akan menembus angka 1,2 juta pada 2036. Pemerintah Thailand disebutkan akan memberikan insentif untuk produksi kendaraan listrik.
Sedangkan di Indonesia, Mitsubishi sudah memiliki data bahwa pada 2025 nanti kendaraan listrik di Indonesia akan tumbuh 20 persen. Sampai pada 2040 mendatang, Indonesia akan mulai melarang peredaran kendaraan bermesin konvensional bensin dan diesel.
Baca juga: Coba Mengenal Teknologi Outlander PHEV
Di Filipina dan Vietnam mulai merancang pengurangan ragam pajak untuk mendukung kendaraan listrik. Sedangkan di Malaysia, pada 2030 mendatang ditargetkan sudah bisa menjual 100.000 unit mobil listrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.