JAKARTA, KOMPAS.com – Kejadian ban meletus saat berkendara sebagian besar terjadi bukan karena ban kelebihan udara tapi justru karena kekurangan tekanan udara.
Saat kempis ada bagian dinding ban yang mengalami tekanan berlebihan dari bibir pelek yang ditekan ke bawah oleh bobot mobil.
Tekanan itu bisa menimbulkan gesekan dan panas lebih tinggi dari biasanya kemudian akhirnya bisa menjadi penyebab pecah ban.
Baca juga: Kurangi Angin, Ban Mobil Pemudik Ini Malah Meletus
“Lebih banyak (pecah ban) biasanya karena kurang udara, kalau kelebihan udara pecahnya itu langsung terurai. Itu biasanya terjadi di bagian samping karena proses refleksi benturan dan gesekan yang berlebihan sehingga ban panas dan rusak,” ucap Senior Manager Bussines Support Sales Replacement PT GajahTunggal Tbk Aries Abdullah, Sabtu (2/6/2018).
Menurut Aries lebih baik menggunakan ukuran tekanan udara yang direkomendasi pabrikan. Bisa saja menaikan tekanan sampai 10 persen dari rekomendasi jika mobil dipakai jarak jauh dengan beban seperti mudik.
Baca juga: Seberapa Jauh Ban Kempis Bisa Dipakai?
Tekanan udara pada ban sangat penting untuk keselamatan berkendara, mengingat ban adalah satu-satunya perangkat yang menghubungkan kendaraan dengan jalan.
Kesehatan ban bakal berkurang bila terlalu lama digunakan saat kempis. Salah satu dampaknya, benang-benang di dalam ban bisa putus hingga muncul gundukan di permukaan ban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.