JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah video yang beredar di sosial media sedang ramai dibicarakan terutama oleh pengguna roda dua jenis skutik. Dalam video singkat tersebut diceritakan dua orang pengendara motor yang tengah berboncengan di wilayah Gotean, Cangar-Pacet Mojokerto, meluncur tak terkendali di jalan menurun di daerah tersebut.
Video yang diunggah pada Minggu (15/4/2018) tersebut memperlihatkan skutik yang dikendarai tidak dapat memperlambat lajunya karena indikasi rem tidak berfungsi. Pengemudi tersebut kemudian menabrakkan dirinya ke jalur pengaman yang dibuat warga sekitar dan berhasil selamat dari kecelakaan fatal.
Kasus gagal pengereman dalam video ini pun mengundang beragam komentar dan pertanyaan mengenai kemampuan skutik di jalan menurun. Pertanyaan seperti ini muncul sebab jalanan menurun hampir selalu ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Ferry, teknisi Yamaha Indonesia, mengungkapkan, kondisi rem seperti ini bisa terjadi karena dari pengguna (manusia) tidak memahami bagaimana rem tersebut bekerja.
"Biasanya tidak tahu kondisi jalan di depannya atau punya kebiasaan menekan tuas rem meski sebenarnya tidak diperlukan. Akibatnya, rem menjadi panas," ucap Ferry, yang dihubungi pada Senin (16/4/2018).
Menurut Ferry, skutik sebenarnya memiliki fungsi engine brake meski tidak terlalu besar. Sebab, fungsi gir dipindah menjadi CVT.
Untuk merasakan engine brake di skutik maka disarankan untuk tidak menutup penuh tuas gas. Cukup buka tuas gas sedikit.
"Kalau kita gas sedikit itu ada gesekan engkol as ke puli. Kalau di bebek itu ada nempel di gir 1, 2, 3 dan seterusnya untuk bisa menahan kecepatan. Tapi memang tidak akan sebesar motor yang menggunakan gir," ujar Ferry.
Lebih jauh lagi, yang paling berpengaruh adalah persiapan dalam perjalanan. Seperti tahu kapan akan menurunkan kecepatan jauh sebelum jalan turunan serta pengecekan perangkat pengereman untuk keselamatan.
Video pengendara skutik tersebut sampai saat ini sudah disukai 2.200 kali dan diberi komentar 440 kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.