Jakarta, KOMPAS.com – Unit bisnis General Motors (GM) di Korea Selatan (Korsel) terancam menyatakan bangkrut karena terus merugi. Tahap akhir, bila perserikatan buruh internal tidak setuju memangkas pembiayaan, maka bangkrut pasti terjadi pada 20 April 2018.
Dalam dokumen perserikatan buruh GM Korsel yang didapat Reuters menyebutkan, Presiden GM International Barry Engle mengatakan, kepada pemimpin perserikatan buruh GM Korsel, unit bisnis di sana membutuhkan 600 juta dollar Amerika Serikat pada akhir April untuk beroperasi.
Juru bicara GM Korsel menjelaskan GM mau kesepakatan upah selesai pada akhir Maret. Namun perserikatan buruh meminta GM membuat rencana penyelamatan kepada pemerintah. Bila GM Korsel gagal membuat rencana pada 20 April, maka tidak ada pilihan selain bangkrut, kata juru bicara itu.
GM Korsel dimiliki oleh GM sebesar 77 persen, South Korean Development Bank 17 persen, dan rekan GM dari China, SAIC Motor Corp, yang mengontrol 6 persen. Kondisi keuangan GM Korsel tidak sehat setelah biaya penataan perusahaan melampaui kemampuan keuangan kemudian tidak bisa memenuhi obligasi dan jadwal pembayaran hutang.
Tutup pabrik
Pada bulan lalu GM sudah mengumumkan bakal menutup pabrik Gunsan yang berkapasitas 260.000 unit per tahun pada Mei. Pabrik itu merupakan kedua terbesar dari tiga pabrik perakitan GM di Korsel. Cara GM untuk tetap bertahan yaitu membuat pabrik Gunsan bekerja sangat keras memenuhi permintaan ekspor unit.
Baca: Trax Jadi Penopang Utama Penjualan Chevrolet di Indonesia
Belum diketahui seberapa besar penutupan pabrik itu mempengaruhi operasi GM di Indonesia. Chevrolet Trax dan Spark merupakan dua model produksi Korsel yang dijual GM di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.