Jakarta, KompasOtomotif - produsen sepeda motor menyampaikan tanggapan mengenai rencana ikut terkenanya roda dua dalam aturan jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di jalan-jalan protokol Jakarta.
Kepala Departemen Sales dan Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Yohan Yahya berharap, biaya ERP yang nantinya dikenakan ke pengguna motor tidak kemahalan. Yohan meyakini rencana ikut terkenanya motor dalam aturan ERP bertujuan baik.
Namun tujuan baik itu tidak sampai menimbulkan beban biaya yang tinggi terhadap pengguna motor. Sebab sebagian besar pengguna motor adalah warga menengah ke bawah.
Baca juga : Anies Ingin Teknologi ERP Diterapkan untuk Semua Kendaraan
"Kalau terlalu mahal kan menyusahkan yang di bawah. Yang paling penting bagaimana mobilitas seharusnya bisa berjalan dengan baik dengan biaya yang tidak terlalu mahal," kata Yohan kepada KompasOtomotif, Selasa (7/11/2017).
Sementara itu, General Manager (GM) Aftersales Division Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Muhammmad Abidin menyatakan, pihaknya tidak punya kepentingan apapun terhadap ada atau tidaknya ERP untuk motor. Sebab kebijakan tersebut tidak berdampak ke industri motor secara keseluruhan.
"Karena hanya di jalan-jalan tertentu. Jadi tidak berpengaruh. Kecuali kalau pemberlakuannya di seluruh Indonesia," ujar Abidin.
Rencana penerapan ERP di Jakarta sudah muncul sejak 2012, tepatnya sejak pemerintahan Gubernur Joko Widodo. Namun rencana tersebut belum terealisasi sejak saat ini.Awalnya, ERP hanya akan diterapkan untuk mobil pribadi.
Baca juga : Janji ERP dari Era Jokowi, Kapan Bisa Terwujud?
Gubernur DKI saat ini, Anies Baswedan menyatakan rencana penerapan ERP akan terus dilanjutkan. Namun, dia ingin ERP tidak hanya digunakan untuk kendaraan roda empat, tapi juga ke roda dua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.