Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bogor Mulai Manjakan Pejalan Kaki

Kompas.com - 26/10/2017, 14:22 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Dalam beberapa waktu belakangan Kota Bogor mulai bertransformasi diri. Ravitalisasi sarana umum ditingkatkan untuk menyadarkan masyarakat dan menekan angka kecelakaan lalu lintas.

Mulai dari pelebaran ruas trotoar sampai membuat transportasi umum yang terpadu. Tujuan utama adalah untuk melindungi para pejalan kaki yang menjadi kelompok paling rawan mengalami kecelakaan lalu lintas.

Dalam prosesnya, Kepala Dinas Perhubungan Bogor Rahmawati, mengatakan cukup banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi, terutama penolakan dari masyarakat saat membesarkan trotoar di area Kebon Raya Bogor.

"Awal-awal itu ditolak sana-sini, komplain banyak. Hotel-hotel di sekitaran juga tidak setuju karena mereka anggap melebarkan trotoar justru membuat tambah macet. Tapi kami tetap teruskan, karena tujuan utama memang bukan untuk kendaran tapi pejalan kaki. Sudah bukan waktunya memanjakan kendaraan lagi," ucap Rahmawati dalam sharing session IRSA 2017 di Jakarta, Rabu (25/10/2017).

Baca : Maksimalkan Fungsi Trotoar dan Keamanan Transportasi Umum

Petugas kepoliian dari NTMC Polri memberikan penyuluhan pada pengendara yang menggunakan trotoar tidak sesuai peruntukannya pada kampanye Gerakan Tertib Lalu lintas Kompas Otomotif dan OtomaniaKompas Otomotif Petugas kepoliian dari NTMC Polri memberikan penyuluhan pada pengendara yang menggunakan trotoar tidak sesuai peruntukannya pada kampanye Gerakan Tertib Lalu lintas Kompas Otomotif dan Otomania

Menurut Rahmawati, sudah terlalu banyak hak pejalan kaki yang dirampas. Mulai dengan kendaraan yang parkir sembarangan, sepeda motor, sampai pedangan kaki lima dan banyak hal lainnya.

"Setelah jadi dan mulai berjalan sekarang mereka yang protes malah senang, karena dengan pembangunan yang dilakukan membuat sebuah budaya baru," ucap Rahmawati.

Hal senada juga diutarakan Yayat Supriatna selaku pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti. Menurut Yayat, sudah waktunya untuk membuat struktur kota yang terintegrasi demi kenyamanan bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau