Jakarta, KompasOtomotif – Perusahaan pembiayaan Mandiri Utama Finance (MUF) membukukan pencapaiannya di semester satu 2017 mencapai Rp 3,1 triliun. Sementara dari rasio kredit macet (nonperforming loan/NPL), berada di posisi 1,1 persen.
Meski begitu, pihak MUF menyebutkan kalau angka NPL tersebut masih terbilang sehat. Ini juga dikatakan masih berada jauh di bawah total NPL keseluruhan perusahaan pembiayaan di angka 2,8 persenan.
Tentu saja, musuh terbesar perusahaan pembiayaan adalah soal nonperforming loan (NPL), di mana pemohon kredit mengalami default sampai 90 hari. Istilah sederhananya, mereka telat (nunggak) melakukan pembayaran cicilan.
“Jadi NPL kami itu bisa dikatakan sangat ter-manage sekali dengan baik. Sampai saat ini masih di angka 1,1 persen. Sementara untuk di keseluruhan industri posisinya di 2,89 persen. Jadi masih sangat jauh,” tutur Kadarisman, Direktur Keuangan MUF, Selasa (8/8/2017).
Judy Lesmana, Direktur Operasional MUF menambahkan, kalau penyumbang dominan dari NPL itu adalah segmen sepeda motor. Sementara untuk mobil baru dan bekas, hanya menyumbang NPL sebesar 0,3 persen.
“Jadi NPL besar itu dari sepeda motor,” kata Judy.
Motor “Entry Level”
Soal segmen sepeda motornya, Kadarisman mengatakan, kalau kontribusi terbesarnya ada di kelas entry level. Kategori ini yang disebut rentan soal ketahanan finansial, di mana mereka bisa saja tiba-tiba tak mampu untuk memenuhi kewajibannya, membayar cicilan.
“Kalau merek premium aman, karena mereka memiliki kemampuan membayar cukup baik. Mereka juga kebanyakan adalah nasabah Bank Mandiri, yang sudah bagus kualitasnya,” ujar Kadarisman.
Namun, kontribusi segmen premium hanya 5 persen dari total pembiayaan sepeda motor MUF. Jadi sisanya masih dibanjiri oleh segmen entry level.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.