Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ogah Banget Jadi Orang "Buta" di Jalan Raya...

Kompas.com - 28/11/2016, 14:26 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - "Ayah, aku kebelet pipis nih, berhenti dong," pinta Ayala kepada ayahnya, Tiyo, dalam perjalanan menuju Pekalongan, beberapa pekan lalu.

"Sebentar ya, Nak, kita cari pompa bensin terdekat. Jadi, kamu bisa pipis di WC di sana," kata Tiyo di belakang kemudi mobil yang melaju di jalan bebas hambatan Cikopo-Palimanan (Cipali).

"Sebentar lagi kita sampai di rest area  KM 86," lanjut Tiyo sembari melirik gawai Android miliknya yang sudah dibenamkan fitur-fitur informasi kondisi dan peta lokasi jalan tol.

Tiyo merasa lebih siap mengantisipasi permintaan Ayala saat ini. Lelaki bertubuh atletis itu belajar dari pengalaman banyak orang saat terjebak kemacetan di Jalan Tol Pejagan-Pemalang menjelang Idul Fitri 2016.

"Kasihan sekali ya, terjebak macet berkepanjangan," tuturnya.

Jalan Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 kilometer adalah bagian dari ruas jalan bebas hambatan Trans Jawa. Jalan tol yang melalui Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Pemalang tersebut adalah sambungan Jalan Tol Cipali.

Sejatinya, saat arus mudik Lebaran tahun ini, pembangunan Pejagan-Pemalang belumlah rampung sempurna. Dari empat sesi pembangunan, baru dua sesi yang memungkinkan untuk dilewati.

Lantaran alasan membeludaknya jumlah kendaraan pada arus mudik, pemerintah membuka pintu tol Brebes Timur yang sohor disebut Brexit (Brebes Exit) ini. Alhasil, kemacetan terjadi hingga 20 kilometer. Pemicunya, tentu saja, belum sempurnanya integrasi pengaturan lalu-lintas di jalan tol tersebut dengan jalan arteri di kota Brebes.

Sementara itu, menurut data yang disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Agus Rianto pada Rabu (13/7/2016) pada laman KOMPAS.com, sedikitnya ada 18 juta pemudik menggunakan kendaraan roda empat terjadi di saat bersamaan.

Ihwal integrasi, pengaturan lalu-lintas adalah satu sisi tantangan membenahi masalah perhubungan di Indonesia. Sisi lainnya adalah kelengkapan infrastruktur dan pelayanan yang juga mesti sama-sama ditingkatkan.

"Nahan kencing itu kan nyebelin banget," kata Tiyo.

KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO Kemacetan mengular sepanjang 18 kilometer di ruas tol Pejagan - Brebes Timur, Jawa Tengah, Jumat (01/07/2016). Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3 lebaran.
Mari menyimak kejadian kemacetan total di  jalan tol Pejagan-Pemalang arah sejak Sabtu (2/7/2016) hingga Senin (4/7/2016) dini hari. Kala itu, sebagaimana laporan yang ditulis KOMPAS.com, hanya ada satu tempat untuk beristirahat (rest area).

Memang, luas area rehat itu mencapai satu hektar. Namun, berjubelnya jumlah kendaraan yang antre membuat rest area tak berarti apa-apa, terlebih bagi mereka yang hendak membuang hajat.

Saat itu pun hanya ada satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di KM 252. Akibatnya, banyak pemudik yang gagal mengisi kembali BBM kendaraan mereka.

Tiyo menuturkan, di dalam kondisi kemacetan seperti itu, memang bagi kebanyakan orang, diperlukan informasi penting soal keberadaan SPBU, pos polisi, rest area, ambulan, dan apa saja terkait segala kebutuhan dalam sebuah perjalanan.

"Kan sekarang sudah zaman modern, gampang saja, informasi itu ada di handphone," ujar Tiyo.

Asal tahu saja, salah satu kelengkapan informasi itu juga ada pada sembilan fitur Otocare Version 2.0. Fitur Near Me, misalnya, berisi panduan bagi pengguna mengetahui berbagai lokasi fasilitas umum semisal SPBU, bengkel rekanan, rumah sakit, hingga kegiatan otomotif dalam bentuk aplikasi peta (maps).

Mempunyai dan mengetahui banyak informasi dalam satu genggaman di ponsel cerdas memang membuat pemiliknya jadi percaya diri. Salah satunya lewat link aplikasi ini.

"Dan juga, terus terang, gue enggak mau ngalamin peristiwa kemacetan seperti itu. Ogah banget jadi orang 'buta' di jalan raya," kata Tiyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com