Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Indonesia Andalkan Ekspor Mesin Ethanol

Kompas.com - 06/07/2014, 21:23 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) terus meningkatkan performa kinerja ekspor baik unit secara utuh (CBU), terurai (CKD), atau komponen. Kini, setelah ditunjuk sebagai basis ekspor, Toyota Indonesia mengandalkan pengiriman mesin ramah lingkungan, 2TR-FFV ke Argentina dan Brasil.

“Kami terus berusaha meningkatkan performa mesin ramah lingkungan 2TR-FFV ini untuk menjadi andalan ekspor ke depan karena pasarnya terus berkembang,” jelas Warih Ndang Thahjono, Wakil Presiden Direktur TMMIN, dalam keterangan resmi yang diterima KompasOtomotif, Minggu (6/7/2014).

Dijelaskan Warih, sejak 2010 TMMIN sudah dipercaya prinsipal sebagai salah satu basis ekspor mesin ethanol untuk Amerika Latin. Ekspor perdana 2TR-FFV sudah dilakukan sejak Agustus 2010. “Sejak ekspor perdana sampai Mei 2014, total ekspor sudah mencapai 18.060 unit,” lanjut Warih.

Suhu dingin
Guna menggenjot ekspor 2TR-FFV, TMMIN juga terus meningkatkan kemampuan mesin ini dengan berhasil mengatasi salah satu kelemahannya, yakni suhu dingin. Mesin ini kerap sulit dihidupkan ketika berada di daerah bersuhu 11 derajat Celsius ke bawah.

Caranya, dengan melengkapi 2TR-FFV dengan sistem bahan bakar sub-tank dan sub-jet untuk menyuntikkan bensin murni pada awal mesin dijalankan. Setelah mesin mencapai temperatur yang dibutuhkan maka injeksi ECU (Electronic Control Unit) akan memindahkan konsumsi bensin ke ethanol secara otomatis.

Di Argentina mesin 2TR-FFV berkapasitas 2.694 cc digunakan untuk Hilux yang juga dijual ke Brasil. Toyota Indonesia berharap jumlah permintaan mesin 2TR-FFV akan meningkat bukan cuma ekspor tapi juga domestik.

Domestik
Tapi, sayang ethanol yang merupakan bahan bakar yang bisa diperbarui masih minim dimanfaatkan di Indonesia. Sejauh ini, ethanol yang diproduksi di Indonesia sebagian besar masih digunakan untuk industri rokok, obat-obatan, dan kosmetik.

Made Dana Tangkas, Direktur TMMIN menambahkan, ethanol sebenarnya memiliki keungulan ketimbang bahan bakar minyak, seperti bensin dan solar. Salah satunya bisa diproduksi dari berbagai bahan umum, seperti tebu, kentang, jagung, singkong, dan biji bunga matahari.

"Selain itu, menggunakan ethanol menghasilkan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan. Setiap liter ethanol yang dikonsumsi menghasilkan gas karbondioksida 1,94 kg per liter, sedangkan bensin 2,24 kg per liter,” lanjut Made.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com