Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ethanol Dipacu, Meski Dihadang...

Kompas.com - 30/01/2008, 09:58 WIB

SACRAMENTO, SELASA - Meskipun budidaya ethanol sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan masih digugat oleh beberapa pihak, namun di sisi lain perkembangan ethanol pun tak bisa dibendung, bahkan terus dipacu.

Melambungnya harga bahan bakar minyak dari fosil, serta menipisnya stok dunia dan isu pencemaran yang kian ramai dikampanyekan, menjadi beberapa pemicu agar bahan bakar yang diolah dari hasil bumi ini bisa segera dikembangkan.

Selasa (29/1) , Ethanol Pasific Inc. (PEIX) bersama BioGasol ApS dan Joint Bioenergy Institute mencapai kesepakatan dengan Departemen Energi Amerika Serikat untuk membangun pabrik pengembangan bahan bakar alternatif ethanol senilai 24,3 juta dollar AS. Pihak Pasific Ethanol di Sacramento, California yang merupakan produsen bahan bakar ramah lingkungan tersebut, mengungkapkan, dengan konsorsium ini dalam satu tahun bisa diproduksi 2,7 juta gallon ethanol.

Sejalan dengan itu, di Washington, Pemerintah AS pun memberikan hibah sebesar 114 juta dollar AS untuk kepentingan riset dan pembangunan empat pabrik penyulingan skala kecil guna mengembangkan ethanol di Missouri, Oregon, Colorado dan Wisconsin.

Komitmen-komitmen tersebut menjadi sedikit bukti, bahwa di tengah keluhan tentang ancama melambungnya harga kebutuhan pokok, ethanol masih merupakan jawaban atas ancaman krisis enargi yang tengah mengancam dunia.

Sehari sebelumnya, di Iowa kampanye terhadap ancaman krisis pangan menyusul kebijakan pengembangan ethanol tersebut kembali berkumandang. "Salah satu konsekuensi dari upaya produksi massal ethanol adalah ancaman kelaparan dan malnutrisi, yang pasti akan meningkat dalam periode-periode pengembangan tersebut,"ungkap Lester R. Brown dari the Institute's President sebuah lembaga yang mengeluarkan hasil riset lingkungan dari pengembangan ethanol. “Di tahun 2008 ini, setidaknya 800 juta diprediksi akan hidup dalam kelaparan, dan angka itu akan terus meningkat mencapai 1,2 miliar pada tahun 2025," kata Brown. (Dow Jones/AP/GLO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com