Lonjakkan penjualan ini berkali-kali lipat lebih tinggi ketimbang seluruh volume industri yang cuma naik 17 persen di ASEAN. Lembaga peneliti Frost and Sullivan memprediksi tren ini tetap akan naik dalam bebearpa tahun mendatang, didorong oleh semakin besarnya penjualan LCGC di Indonesia dan mulai bergulirnya insentif Malaysia pada kendaraan hemat bahan bakar di negaranya.
"Mobil murah di ASEAN berlari sangat cepat. Pada 2009, cuma mencakup 1,7 persen, tapi di 2013 sudah melesat sampai 11,5 persen terhadap pasar. Tahun lalu, penjualan mobil hijau terbanyak datang dari Thailand sampai 67 persen terhadap total pasar, disusul LCGC buatan Indonesia," jelas Masaki Honda.
Dijelaskan, beberapa faktor menyebabkan mulai ada pergeseran di pasar. Terutama, menyangkut masalah defisit impor bahan bakar minyak yang terus mencekik, membuat defisit APBN. Selain itu, masyarakat terutama konsumen mulai sadar kalau pemborosan BBM bisa dialami kalau harga bensin naik, macet, dan mobilisasi.
"Pergeseran ini merupakan pertemuan antara kebutuhan dan kebijakan pemeirntah. Jadi sekarang konsumen lebih memilih mobil kompak karena lebih irit, bisa masuk ke jalan-jalan kecil, parkir mudah, dan didukung kebijakkan pemerintah melalui LCGC," beber Samulo.
Tahun ini, Toyota Indonesia memprediksi kalau porsi penjualan mobil kompak akan kembali membesar menjadi 24,3 persen dari posisi tahun lalu cuma 13,9 persen. Sementara MPV yang tadinya 43,5 persen menyusut tinggal 40,7 persen. Toyota memprediksi kalau total penjualan mobil tahun ini naik tipis 1,235 juta unit dari tahun lalu 1,219 juta unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.