SPANYOL, KOMPAS.com —Dani Pedrosa akhirnya meraih gelar juara di hadapan pendukungnya yang hadir di sirkuit Jerez pada GP Spanyol, Minggu (5/5/2013), setelah terakhir melakukannya pada 2008. Namun, kisah kemenangan The Little Spaniard sedikit tersisihkan dengan insiden yang terjadi antara Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.
Di tikungan terakhir jelang finis yang baru Sabtu kemarin dinamai ulang sebagai “Tikungan Jorge Lorenzo”, Marquez melakukan manuver yang akhirnya mengantarnya finis kedua. Lorenzo yang berada di depannya sepanjang balapan, “terpaksa” finis ketiga.
Jelas Lorenzo kecewa dan marah, meski tak mengakui secara langsung. “Saya kira Marquez agak jauh di belakang, jadi saya tidak menutup jalur. Saya ‘memanas’ (marah) setelah kehilangan posisi kedua di tikungan terakhir. Jadi lebih baik tidak usah membahas hal ini lagi,” tegas Lorenzo.
Marquez mengaku mengerti bahwa pembalap Yamaha tersebut marah. Dia juga akan merasakan hal yang sama, andai hal itu menimpanya. “Tentu saya akan marah. Saya lebih muda dari Jorge dan mungkin saya juga akan 'memanas', kalau bukan karena dilewati pasti karena kehilangan posisi,” terangnya.
Persitiwa ini sedikit membawa memori kita ke kejadian pada 1996 dan 2005. Bedanya, dua kejadian terdahulu terjadi dalam perebutan nomor satu.
Pada 1996, persaingan ketat terjadi antara dua pembalap Honda, Mick Doohan dan Alex Criville. Di tikungan terakhir, Dohaan melewati Criville. Tidak ada kontak antara kedua motor. Namun, yang dilakukan pebalap Australia tersebut membuat Criville kehilangan kendali atas motornya. Dia terjatuh di depan pendukungnya dan gagal menyelesaikan balapan.
Pada 2005, persaingan terjadi antara Valentino Rossi dan Sete Gibernau. Rossi yang membawa bendera Yamaha melewati Gibernau di tikungan terakhir dan senggolan antarkeduanya tak terhindarkan. Gibernau melebar keluar lintasan, tapi masih bisa menyelesaikan balapan. Dia harus puas finis kedua, di belakang Rossi.
Marquez yang dikenal memiliki gaya membalap agresif sejak di kelas 125cc dan Moto2, telah mempelajari kejadian-kejadian tersebut. “Saya melihat berulang kali video-video yang menunjukkan kalau kita bisa melewati pebalap lain di tikungan terakhir. Saya ingat Valentino dan banyak pebalap lain. Saya hanya mencoba melakukan hal yang sama,” papar pendatang baru di MotoGP tersebut.
Namun, apakah rider Honda ini akan melakukan hal yang sama jika Pedrosa yang ada di depannya, bukan Lorenzo? “Saya rasa tidak, karena saya sudah melihat data yang menunjukkan bahwa Dani sangat kuat di tikungan itu,” tegasnya.
Lalu apa pendapat Pedrosa tentang insiden tersebut? “Ini terjadi di tikungan terakhir dan semua berjuang untuk menjadi nomor dua. Saat kejadian seperti ini terjadi, satu pihak berkata ‘ya, ini sangat memaksa tapi saya menang’, dan pihak lain berkata ‘sial, saya kalah!’. Yang jelas, sisi baiknya adalah tidak ada yang jatuh."
“Pada 2005 ada Rossi dan Gibernau, pada 1996 ada Doohan dan Criville… Ini tikungan terakhir, ini Jerez, memang seperti ini,” papar Pedrosa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.