Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Faktor Utama Masalah Lalu Lintas di Indonesia

Kompas.com - 16/04/2014, 09:06 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Macet seolah sudah menjadi budaya di Jakarta dan beberapa kota besar lain di Indonesia. Selain itu, besarnya jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan ikut menyumbang betapa besar masalah yang harus dihadapi warga Indonesia. Lantas, sebenarnya apa masalah yang dihadapi kondisi lalu lintas di Indonesia?

Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia, Inspektur Jenderal (Pol) Pudji Hartanto, mengatakan, ada lima faktor utama yang menjadi masalah lalu lintas di Indonesia mengakibatkan kecelakaan atau kemacetan di jalan. Kelimanya saling terkait dan butuh penanganan bukan cuma dari kepolisian tetapi semua pihak terkait.

Manusia
Faktor pertama, manusia. Banyak kecelakaan maupun kemacetan di jalan karena faktor kesadaran manusia yang rendah. "Mereka kurang disiplin, tidak taat aturan, sengaja, lalai, atau dalam kondisi tidak prima, lelah, dan sebagainya. Ini bisa berbahaya di jalan," beber Pudji di Jakarta Utara, Selasa (15/4/2014).

Kedua, faktor infrastruktur. Msalah ini berkaitan dengan kesiapan prasarana yang biasanya dikelola negara. Mulai dari struktur, pagar pengaman, permukaan, penerangan jalan, dan minimnya rambu lalu lintas. Ketiga, faktor kendaraan. Hal ini terkait dengan kualitas keselamatan yang ditawarkan produsen sampai kelalaian konsumen dalam merawat kondisi kendaraannya.

"Bisa terjadi ban pecah di jalan, rem blong, atau ada peralatan yang sudah haus, seperti baut dan sebagainya," lanjut Pudji.

Alam
Keempat, faktor alam. Hal ini diluar kemampuan manusia untuk mengaturnya, tetapi masih bisa dimanipulasi lewat desain atau struktur jalan yang ideal. Cuaca buruk, bencana alam, longsor, pohon tumbang, sampai banjir mengisi masalah pada faktor ini.

Terakhir, faktor lain-lain. "Faktor tersebut sekarang ini identik dengan perkembangan teknologi informasi. Mulai dari penggunaan ponsel, tablet, atau apapun ketika sedang berkendara, ini juga sangat berbahaya," tutup Pudji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau