Jakarta, KompasOtomotif - Kondisi pasar mobil Indonesia di pengujung tahun ini, mirip dengan China. Hal tersebut dikemukakan oleh Michael Dunne, Presiden Direktur GM Indonesia yang pernah mengalaminya ketika ia bertugas di China beberapa tahun yang lalu.
"Dulu, di China orang hanya membayangkan punya mobil. Setelah tersedia model dengan banderol 100.000 yuan atau sekitar Rp 100 juta, orang mulai membeli mobil," jelas Dunne pada acara temu wartawan menjelang akhir tahun pada Selasa kemarin (24/12/2013).
Ditambahkan, di China juga ada produk terlaris, VW Santana, mirip dengan Toyota Avanza di Indonesia. Ketika merek lain mulai masuk ke segmen sama, persaingan semakin ketat. Agar bisa bertahan - termasuk model terlaris - harus menawarkan diskon untuk terus menarik minat pembeli.
"Ini yang terjadi. Semua merek menurunkan harga (diskon). Hal ini mendorong konsumen mau membeli. Situasi ini tetap bertahan sampai tahun depan (2014)," beber Dunne.
Stimulasi penjualan ini terus terjadi, meskipun situasi perekonomian Indonesia dilanda banyak tekanan. Mulai dari suku bunga tinggi, nilai tukar rupiah yang melemah, tuntutan Upah Minimum Provinsi (UMP) semakin tinggi serta pemilu tahun depan, akibatkan pasar tahun depan susah diprediksi.
"Saya yakin, meski kondisi berat, dengan adanya stimulasi dari masing-masing merek, masuk akal kalau penjualan tetap naik sekitar 5 persen tahun depan," tukas Dunne.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.