JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang akhir tahun, banyak pabrikan berlomba-lomba memberikan diskon agar produknya terjual. Namun, tidak dengan GWM Indonesia yang memilih absen dari perang diskon.
General Manager Inchcape GWM Retail Indonesia Stefanus Asiantara mengatakan, pihaknya lebih fokus pada kepuasan pelanggan. Stefanus mengaku sudah berhasil mendapatkan portfolio konsumen GWM.
Baca juga: Efek Dipakai Prabowo, Penjualan GWM Tank 500 Diklaim Meningkat
"Jadi, yang saya dapat itu bagaimana caranya membuat mereka puas terhadap produk dan juga pelayanannya GWM. Nah, konsumen yang puas ini, dia mempromosikan ke teman-temannya, ke koleganya itu lebih mudah. Sebab, dia bercerita mengenai pengalaman yang dia alami terhadap produk dan terhadap pelayanan yang diberikan oleh GWM Indonesia," ujar Stefanus, kepada wartawan, saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
"Menurut saya, ini yang akan lebih bertahan lama dibanding kita melakukan promo, diskon, program segala macam. Bagimana caranya memuaskan pelanggan, ketika dia sudah menjadi pelanggan kita. Itu yang menjadi kunci saya sih," kata Stefanus.
Stefanus menambahkan, pasar otomotif memiliki banyak stakeholder. Selain pabrikan, ada juga pihak OEM, diler, konsumen, hingga media. Menurutnya, dengan perang diskon akan ada salah satu stakeholder yang akan cedera dan tidak akan menikmati bisnisnya.
Baca juga: GWM Bikin Moge Touring, Pakai Mesin 8-Silinder
"Nah, kalau sudah salah satu stakeholder ini cedera, contoh dari diler, karena mereka terlalu perang diskon. Sehingga, nantinya dari sisi bisnis tidak akan berkepanjangan dan akhirnya bukan service oriented, tapi discount oriented," ujar Stefanus.
"Akhirnya, bagi si pelaku bisnis, dalam hal ini diler, untuk melayani konsumennya juga jadi setengah-setengah karena orientasinya hanya diskon dan tidak akan berlangsung lama. Nah, makanya kita tidak mau terjebak dalam permainan itu," kata Stefanus.
Stefanus mengatakan, GWM Indonesia ingin menawarkan produk yang bagus dengan harga yang terjangkau. Sehingga, nantinya akan terbentuk hubungan yang emosional, bukan transaksional, dengan konsumen.
"Jadi, kita tidak mau terjebak di permainan diskon itu. Karena pada akhirnya, akan merugikan banyak pihak. Konsumen dirugikan, yang sudah beli duluan dengan harga tidak diskon kecewa, karena sekarang dikasih diskon yang baru," ujar Stefanus.
"Pelaku bisnis, dalam hal ini diler, pasti akan kecewa juga. Karena marginnya harus makin tipis, pelayanannya tidak bisa maksimal, tidak bisa mengembangkan bisnisnya. Justru makin stagnan, bahkan mungkin turun, karena keuntungan yang didapat kecil. Akhirnya, banyak yang menderita, akhirnya tidak berkesinambungan," kata Stefanus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.