Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajal Hilux Rangga Campervan ke Bukit Pelangi, ibarat Innova Diesel

Kompas.com - 18/11/2024, 08:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Toyota Hilux Rangga merupakan pikap yang bisa dijadikan apa saja. Misal saat peluncuran resmi di pertengahan Oktober 2024, ada Hilux Rangga yang dijadikan campervan.

Karoseri pembuat campervan tersebut adalah Delima Mandiri yang bermarkas di Sentul, Bogor. Rencananya Hilux Rangga tersebut akan dibawa Youtuber Jajago jalan-jalan ke daerah Timur Indonesia.

Baca juga: Gresini Racing Kumpulkan Poin Penting di MotoGP Barcelona 2024

Toyota Hilux Rangga Campervan buatan Karoseri Delima Mandiri milik JajagoKOMPAS.com/ADITYO Toyota Hilux Rangga Campervan buatan Karoseri Delima Mandiri milik Jajago

Sebelum mobilnya berangkat, Kompas.com dapat kesempatan mengetes jalan Hilux Rangga Campervan. Lokasinya dimulai dari markas Delima Mandiri di Sentul, Bogor menuju Bukit Pelangi, Senin (11/8/2024).

Salah satu keunggulan dari Hilux Rangga adalah varian paling tingginya menggunakan mesin diesel dengan transmisi matik. Jadi ketika penguji coba jalan, pengoperasiannya sangat familiar, seperti mobil diesel Toyota saja, ibarat Innova Reborn.

Baca juga: Modifikasi Pikap Toyota Hilux Rangga untuk Balapan

Toyota Hilux Rangga Campervan buatan Karoseri Delima Mandiri milik JajagoKOMPAS.com/ADITYO Toyota Hilux Rangga Campervan buatan Karoseri Delima Mandiri milik Jajago

Secara spesifikasi, Hilux Rangga dilengkapi mesin diesel 2.400cc yang menghasilkan tenaga 147 TK dan torsi 343 Nm. Ketika transmisii masuk ke D buat jalan, walau ada tambahan berat, di jalan rata cukup angkat kaki dari rem saja, ternyata mobil sudah melaju.

Kemudian saat mulai jalan menuju Bukit Pelangi, kondisi medan jalan relatif menanjak. Pengetes cuma cukup tekan pedal gas saja dan mesin masih responsif bawa bodi di belakang yang cukup berat.

Memang belum ada data pasti berapa bobot Hilux Rangga ini setelah disulap jadi campervan. Tapi, mungkin karena akomodasi seperti air bersih, tabung gas, dan bahan makanan belum masuk, jadi berat kendaraan ini jadi relatif lebih ringan dari semestinya. 

Toyota Hilux Rangga Campervan buatan Karoseri Delima Mandiri milik JajagoKOMPAS.com/ADITYO Toyota Hilux Rangga Campervan buatan Karoseri Delima Mandiri milik Jajago

Bukan cuma tanjakan, jalan yang pengetes lewati juga berkelok-kelok. Rasanya ketika dibawa di belokan ternyata cukup aman, tidak terlalu limbung, bisa jadi karena kecepatannya tidak terlalu tinggi.

Lalu saat melewati jalan berlubang atau polisi tidur, bantingan suspensinya ternyata empuk. Jadi racikan kaki-kaki Delima Mandiri terasa ciamik, membuat perjalanan masih nyaman walau ada tambahan berat di bodi belakang.

Baca juga: Alasan Toyota Hilux Rangga Mesin Bensin Tanpa Varian A/T

Toyota Hilux Rangga Campervan buatan Karoseri Delima Mandiri milik JajagoKOMPAS.com/ADITYO Toyota Hilux Rangga Campervan buatan Karoseri Delima Mandiri milik Jajago

Bukan cuma menyetir, kami juga coba duduk di kabin belakang Hilux Rangga sambil berjalan. Sebenarnya memang kurang disarankan, karena bangkunya model sofa dan menghadap ke samping, jadi cukup bikin pusing.

Memang disarankan bagian belakang atau kabin cuma digunakan saat kondisi mobil berhenti. Jadi saat jalan, lebih baik duduk di depan, sambil menyetir atau di bangku sebelah pengemudi.

Secara keseluruhan, bawa Hilux Rangga rasanya seperti bawa mobil diesel biasa dari Toyota. Tapi, satu hal yang jadi catatan harus ingat lagi kalau sedang bawa campervan yang bagian bodi belakang cukup tinggi, jadi perlu ekstra hati-hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau