JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian tabrakan beruntun di Tol Cipularang, Senin (11/11/2024), diduga truk tidak bisa mengurangi kecepatan karena mengalami rem yang blong.
Menurut Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), kecelakaan tersebut kasusnya sama seperti yang sebelumnya, yakni salah operasional.
"Pasti (penyebabnya) perilaku netralkan transmisi untuk menghemat bahan bakar," kata Jusri kepada Kompas.com, Rabu (13/11/2024).
Baca juga: Mercedes-Benz S 450 President Edition Meluncur, Cuma 60 Unit
Jusri menjelaskan, sopir truk di Indonesia kerap melakukan hal tersebut buat menghemat BBM. Jadi saat melewati jalan menurun, mesin tidak bekerja dengan berat, meluncur saja sambil dikendalikan pakai rem kaki.
"Jadi ada selisih dari ongkos, bisa dia bawa pulang. Itu orientasi sopir truk yang mengangkut barang," kata Jusri.
Padahal kalau mengandalkan rem kaki saja, berakibat sistem pengereman yang overheat. Nantinya kemampuan rem menurun dan paling parah sampai blong.
Baca juga: Mengenal Aquaplaning, Bahaya yang Incar Pengendara di Musim Hujan
"Di saat yang sama, karena posisi perseneling netral, dia (sopir) tidak bisa masukkan ke gigi rendah. Dia cuma bisa masuk ke gigi lima atau empat, makanya saat dievakuasi, posisi gigi ada di gigi yang tinggi," kata Jusri.
Seharusnya, sebelum sopir melewati turunan, pasang gigi transmisi di posisi dua atau satu. Jadi mesin membantu mengurangi kecepatan truk karena ada engine brake dan rem kaki tidak sering digunakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.