Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Kenakan Tarif Tinggi Mobil Listrik, China Ancam Tahan Investasi

Kompas.com - 01/11/2024, 13:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com - Uni Eropa telah menetapkan bea masuk hingga 43 persen untuk mobil listrik yang diimpor dari China, yang mulai berlaku pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Dikutip Reuters pada Jumat (1/11/2024), tarif ini mencakup bea tambahan sebesar 7-8 persen untuk Tesla buatan China dan 35,3 persen untuk produsen mobil lokal, di luar bea standar 10 persen.

Dari 27 negara anggota Uni Eropa, sepuluh negara, termasuk Perancis, Polandia, dan Italia, mendukung tarif ini, sementara Jerman dan beberapa negara lainnya menolak, dan dua belas negara abstain.

Baca juga: Electrum Mau Lipat Gandakan Titik Tukar Baterai Tahun Depan

Test drive BYD M6BYD Indonesia Test drive BYD M6

Menanggapi kebijakan ini, pemerintah China meminta produsen mobilnya, seperti BYD, SAIC, dan Geely, untuk menangguhkan investasi besar di negara-negara yang mendukung tarif tersebut.

Instruksi yang datang dari Kementerian Perdagangan China tersebut menyarankan agar investasi di negara yang abstain dilakukan dengan hati-hati, dan mendorong investasi di negara-negara yang menolak tarif.

Langkah ini mencerminkan keinginan China untuk memanfaatkan posisi ini dalam negosiasi dengan Uni Eropa, dengan harapan menemukan solusi yang dapat menjaga ekspor mobil listrik ke pasar Eropa yang krusial.

Pasalnya, pada 2023, lebih dari 40 persen kendaraan listrik yang dikirim dari China ditujukan untuk Eropa, dan penurunan ekspor dapat memperburuk kelebihan kapasitas yang dihadapi produsen mobil di China.

Diketahui, Uni Eropa mulai menerapkan tarif ini setelah negosiasi antara Brussels dan Beijing gagal. Kepala Perdagangan UE, Valdis Dombrovskis, menyatakan bahwa langkah ini diperlukan untuk melindungi industri Eropa, yang dianggap terancam oleh praktik subsidi pemerintah China.

Baca juga: Komponen Motor Matik yang Rentan Aus, Wajib Penggantian Rutin

Impor mobil dari luar Irak terus memebsar setelah kejatuhan rezim Sadam Hussein pada 2003. BEN KESLING/THE WALL STREET JOURNAL Impor mobil dari luar Irak terus memebsar setelah kejatuhan rezim Sadam Hussein pada 2003.

Sebaliknya, China menganggap kebijakan ini sebagai tindakan proteksionis dan telah mengajukan keluhan ke WTO.

Jerman, sebagai ekonomi terbesar di Eropa, juga menentang kebijakan ini, dengan Volkswagen berargumen bahwa tarif tersebut tidak akan meningkatkan daya saing industri otomotif Eropa.

Tarif tersebut akan berlaku selama lima tahun, kecuali jika kedua pihak mencapai kesepakatan. Negosiasi antara Uni Eropa dan China masih berlangsung, dengan kemungkinan pembicaraan lebih lanjut untuk menemukan alternatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau