Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terjebak Skema Nakal Oknum Penjual Mobil Bekas

Kompas.com - 20/10/2024, 14:22 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Mobil bekas banyak dijual di pasaran dengan berbagai kondisi. Konsumen harus bisa memilihnya agar mendapatkan unit sesuai harapan.

Salah satu kesalahan konsumen saat membeli mobil bekas adalah terjebak dalam situasi buru-buru, baik karena internal maupun pengaruh orang lain.

Hardi Wibowo, pemilik bengkel dan showroom mobil bekas Aha Motor Yogyakarta mengatakan dalam membeli mobil bekas, konsumen tak perlu buru-buru melakukan transaksi.

Baca juga: Cermati Riwayat Servis Mobil Bekas agar Tidak Menyesal


“Bila uang sudah ditransfer, maka selesailah akad jual beli, nah sebelum deal, kita perlu memastikan betul-betul agar unitnya sesuai dengan harapan,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Minggu (20/10/2024).

Hardi mengatakan, beberapa oknum pedagang mobil bekas kerap memainkan psikologi konsumen, dengan menjebaknya pada situasi buru-buru.

“Contohnya, saat kita melihat unit di suatu diler mobil bekas, tiba-tiba datang dua atau tiga orang, seolah-olah tertarik kepada unit yang sedang kita lihat, mereka seakan ngomporin,” ucap Hardi.

Baca juga: Alasan Beli Mobil Bekas Sering Cuma Dapat Satu Kunci

Ilustrasi test drive mobil bekas.Auto2000 Ilustrasi test drive mobil bekas.

Menurut Hardi, orang tersebut bisa komplotan, atau memang konsumen yang memang tertarik pada unit yang sedang kita incar.

“Tapi, bisa saja mereka hanya komplotan, bahkan tak segan mereka menyerobot seolah-olah bakal segera membayar unit tersebut, pihak pedagang akan menahannya, karena sedang berinteraksi dengan kita,” ucap Hardi.

Mulai dari situ, menurut Hardi, pedagang bisa memainkan psikologi kita selaku konsumen, dengan memberikan sugesti cukup kuat bahwa unit tersebut memang baik dan harganya sudah murah.

Baca juga: Lakukan Hal Ini kalau Lagi Test Drive Mobil Bekas

“Dengan kata lain ada skema memburu-buru konsumen, ayo tunggu apa lagi, sebelum dibayar sama orang lain dan sebagainya,” ucap Hardi.

Seharusnya, menurut Hardi, tetap memakai kepala dingin saat memilih mobil agar mendapatkan unit yang benar-benar sesuai.

“Akan lebih berbahaya lagi bila transaksi dilakukan secara daring, dan banderolnya jauh lebih murah dari umumnya, tak hanya akan mendapatkan unit tak sesuai, bahkan bisa saja tak mendapatkan unit sama sekali setelah melakukan transaksi,” ucap Hardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau