Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kasus Tabrak Lari, Bukti Pengemudi Minim Kompetensi

Kompas.com - 18/10/2024, 08:12 WIB
Erwin Setiawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS. com - Kasus tabrak lari kerap terjadi di Indonesia. Belakangan ini sebuah MPV terlibat kasus tabrak lari di Solo, hingga menghasilkan aksi kejar-kejaran dengan warga.

Mobil tersebut menabrak 4 sepeda motor hingga menyebabkan korban luka-luka sebanyak 6 orang. Aksi tersebut cukup menyita perhatian masyarakat, pasalnya rekaman CCTV terkait arogansi tersebut tersebar di media sosial.

Setiap pengendara berpotensi terlibat kecelakaan, mengingat konflik lalu lintas cukup kompleks dan ancaman bahaya bisa berasal dari mana saja.

Baca juga: Seperti Film Action, Polisi Kejar-kejaran dengan Pelaku Tabrak Lari


Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, aksi kabur karena takut atau panik setelah terlibat kecelakaan banyak dilakukan oleh pengendara di Indonesia.

“Hal ini disebabkan kurangnya rasa tanggung jawab pada setiap pengemudi, akibat rendahnya pengetahuan dan kesadaran di dalam aktivitas berlalu lintas,” ucap Sony kepada Kompas.com, Kamis (17/10/2024).

Menurut Sony, banyak pengendara yang dominan mengandalkan hardskill dan tekniknya, tapi kurang dalam hal softskill, yaitu kompetensi pola berpikir.

Baca juga: Kasus Tabrak Lari Grand Livina di Solo-Sukoharjo, Sopir Diduga Panik dan 6 Luka-luka

Kondisi kendaraan Nissan Grand Livina berpelat nomor AD 1182 VH yang rusak usai tabrak lari dan diamuk warga di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (14/10/2024), siangKOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Kondisi kendaraan Nissan Grand Livina berpelat nomor AD 1182 VH yang rusak usai tabrak lari dan diamuk warga di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (14/10/2024), siang

“Salah satu wujud kompetensi ini adalah tanggung jawab atas perbuatannya, hal ini berkaitan dengan jiwa sosial, seperti menolong pihak yang mengalami kecelakaan, pola pikir seseorang ini perlu diubah sehingga timbul kebiasaan positif dan baik,” ucap Sony.

Caranya, menurut Sony, pengemudi harus melatih sikap bertanggung jawab atau peduli setiap saat, dari kehidupan sehari-hari dan diterapkan di jalan raya.

“Lambat lau, inilah yang menjadikan seseorang sebagai defensive driver yang aktivitasnya bisa dilihat dari reaksi pada sebuah kejadian, sehingga tak ada lagi tabrak lari,” ucap Sony.

Baca juga: Sopir Grand Livina Pelaku Tabrak Lari 4 Motor di Kota Solo Negatif Narkoba

Jadi, setiap pengemudi membutuhkan kompetensi soft skill berupa tanggung jawab dan kepedulian terhadap sesama pengguna jalan agar terhindar dari kasus tabrak lari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau