Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Mobil Eropa Harus Gandeng China untuk Bertahan

Kompas.com - 09/09/2024, 14:01 WIB
Muh. Ilham Nurul Karim,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melemahnya daya saing industri otomotif Eropa, khususnya Volkswagen (VW), telah memunculkan kekhawatiran akan penutupan pabrik-pabrik di wilayah tersebut.

Penurunan ini didorong oleh persaingan ketat dari produsen mobil China yang semakin mendominasi pasar global dengan produk-produk berkualitas namun berbiaya lebih rendah.

Agus Purwadi, pengamat otomotif dari ITB, menyarankan agar produsen mobil Eropa, termasuk VW, mempertimbangkan langkah kolaboratif sebagai solusi untuk menghindari dampak ekonomi yang lebih buruk.

Baca juga: Spesifikasi Bus Tingkat PO Juragan 99 Trans Dream Class Gundam

"Agar tidak harus menutup pabrik yang bisa berdampak besar, sangat penting bagi mereka untuk membangun kerja sama strategis jangka panjang dengan industri otomotif China," kata Agus kepada Kompas.com, Senin (9/9/2024).

Menurutnya, kolaborasi dengan produsen otomotif China akan membantu Eropa mempertahankan daya saing di pasar global, tanpa perlu bergantung pada solusi proteksionis seperti tarif barrier yang hanya berdampak sementara.

"Kerja sama dengan industri China yang kompetitif dan berkualitas akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak dan membantu mencegah potensi kerugian lebih lanjut," tambah Agus.

All New VW Tiguan Allspace hadir mengisi segmen SUV 7-penumpang. Mobil asal Jerman tersebut pertama kali meluncur di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, Agustus lalu.KOMPAS.com/Adityo Wisnu All New VW Tiguan Allspace hadir mengisi segmen SUV 7-penumpang. Mobil asal Jerman tersebut pertama kali meluncur di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, Agustus lalu.

Penutupan pabrik di Eropa tidak hanya akan berdampak pada industri otomotif itu sendiri, tetapi juga menciptakan efek domino bagi sektor lain, termasuk tenaga kerja dan pemasok komponen.

Oleh karena itu, langkah strategis seperti kolaborasi dengan industri otomotif yang lebih efisien, seperti China, dinilai sebagai solusi yang lebih tepat dibandingkan langkah proteksi jangka pendek.

Agus juga menekankan bahwa solusi ini dapat membantu menjaga keseimbangan dalam rantai pasok industri otomotif global dan menghindari risiko perang dagang yang dapat memperburuk kondisi ekonomi.

Baca juga: Komentar Zeekr soal Perang Harga Mobil Listrik China

"Tarif barrier hanya akan memicu konflik dagang yang merugikan semua pihak. Kolaborasi adalah kunci untuk tetap bertahan dalam persaingan global," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau