SOLO, KOMPAS.com - Mengisi radiator dengan air biasa mungkin jadi solusi yang praktis dan ekonomis. Namun, tindakan ini memiliki konsekuensi serius bagi kinerja dan umur sistem pendingin mobil.
Penggunaan air biasa sebagai pengganti coolant bisa mengakibatkan masalah karena tidak ada zat aditif khusus di dalamnya, sehingga muncul karat dan penurunan kerja sistem pendingin.
Iwan, Pemilik Iwan Motor Honda Auto Clinic, Solo, mengatakan, penggunaan air biasa untuk cairan radiator bisa mengakibatkan karat.
Baca juga: Tarif Tol Sigli-Banda Aceh Bakal Naik
“Tidak diperkenankan pakai air biasa, selain mengakibatkan karat yang mengakibatkan mesin keropos, kerja sistem pendingin juga tidak optimal,” kata Iwan kepada Kompas.com, belum lama ini.
Iwan menjelaskan, pendinginan yang tidak optimal ini terjadi karena air biasa tidak memiliki titik didih seperti cairan coolant.
Hal serupa juga dikatakan, Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, menggunakan air mineral untuk penggantian coolant bisa mengakibatkan kerusakan .
Baca juga: Kymco CV-R5 Tawarkan Konsep Skutik Petualang Nyentrik
Perlu diketahui, air mengandung koloid karena diambil dari dalam tanah sehingga dapat mengendap, dan mengakibatkan korosi di beberapa komponen mesin seperti blok mesin yang terbuat dari besi, pompa air, pipa dan sejenisnya.
“Bila komponen dari bahan besi mengalami korosi maka air akan terkontaminasi, efeknya zat terlarut dalam air radiator semakin banyak, ditambah lagi tidak ada zat anti karat, maka akan mempercepat penurunan kualitas cairan pendingin mesin,” ucap Hardi.
Ketika komponen radiator sudah korosi, maka kebocoran bisa terjadi sehingga cairan pendingin mesin lebih cepat habis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.