JAKARTA, KOMPAS.com - Bengkel perbaikan bodi mobil pinggir jalan punya keunggulan karena pengerjaan yang cepat. Bengkel yang biasa disebut cat duco ini bisa jadi pilihan praktis buat mengerjakan bodi baret ringan.
Namun, ada anggapan cat duco mudah belang setelah beberapa lama. Bagian bodi yang dicat duco warnanya bakal berbeda dengan kondisi asli sehingga membuat tampilan mobil justru jadi tidak indah.
Baca juga: Masalah ODOL Bukan Hanya PR Kemenhub
"Kalau itu kita semua kembalikan ke yang mengerjakan. Tidak selamanya belang," kata Jaya, salah satu tukang cat duco dari Bumi Motor di Martimbang, Jakarta Selatan, yang ditemui Kompas.com, Selasa (2/8/2023).
Jaya mengatakan, untuk pengerjaan biasanya mobil dicat di bagian yang baret atau luka saja. Sehingga bisa saja cat terlihat belang karena proses eksekusi yang kurang tepat.
"Cat duco itu kan kimia dan didesain oleh pembuatnya. Jadi kita sendiri yang bisa sesuaikan. Sesuaikan dengan warna. Misal bagian depan luka, kita cat supaya sebisa (mungkin) tidak belang bagaimana," katanya.
Jaya mengatakan, ada juga konsumen yang minta cat penuh per panel. Hal ini biasanya jika luka atau baretnya terlalu besar ada menyebar ada di beberapa titik tapi masih satu lokasi, seperti baret-baret di bumper.
"Catnya di bagian yang luka saja," ujar Jaya.
"Tapi tergantung permintaan juga misalnya konsumen minta dicat semua sampai full. Seumpama ada beberapa titik yang mesti didempul, sampai dua tiga titik. Jadi permintaan si pemilik, minta dicat semua," kata dia.
Bambang Sukoco, pemilik bengkel body repair dan ketok magic bernama Ketok Halus 2000, di Kemanggisan, Jakarta Barat, mengatakan, cat mudah belang terjadi karena dua hal yaitu kualita cat dan teknik pengecatan.
"Kalau gampang belang itu pertama masalah bahan catnya kurang bagus, atau pernisnya kurang bagus," kata Bambang.
"Kedua kalau cuma dicat sebagian waktu pertama habis dicat memang masih bagus, tapi lama-kelamaan pasti kelihatan sambungan cat baru dan cat lama. Jadi solusinya kalau mau bagus dan awet harus (cat) satu panel," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.