JAKARTA, KOMPAS.com- Keamanan dan kenyamanan saat berkendara menggunakan mobil menjadi hal utama bagi seorang pengendara saat melakukan perjalanan.
Sebelum melakukan perjalanan, pengemudi wajib memperhatikan berbagai hal penunjang keselamatan selama berkendara.
Salah satu penunjang keselamatan berkendara adalah keberadaan headrest atau sandaran kepala pada jok mobil. Meski memiliki bentuk yang relatif kecil tetapi benda ini tidak bisa disepelekan.
Bahkan headrest ini bisa menyelamatkan pengemudi maupun penumpang mobil dari cedera leher yang lebih parah atau bahkan dari kematian.
Headrest ini memiliki fungsi menahan kepala dari gaya dorong saat terjadi benturan atau dorongan. Hanya saja, selama ini masih banyak pemilik mobil yang mengabaikan fungsi dari sandaran kepala tersebut.
Dengan berbagai alasan, sehingga mengabaikan dari sisi keselamatan berkendara mereka pun melepas headrest dari jok mobil.
Baca juga: Ubah Yamaha Scorpio Karatan Jadi Tracker
Padahal, hal tersebut justru sangat membahayakan pengendara. Pasalnya jika sewaktu-waktu terjadi tabrakan atau benturan, leher berpotensi mengalami cedera parah.
Hal ini disebabkan karena tidak adanya penahan kepala atau headrest. Sehingga leher bisa mengalami whisplah, yakni suatu cedera leher di mana leher dipaksa menjulur terlalu jauh ke belakang lalu secara cepat maju ke depan.
Jika ini terjadi maka tulang leher bisa saja patah dan yang terparah adalah menyebabkan kematian seketika.
Maka dari itu Director Training The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan menyarankan kepada para pemilik mobil agar tidak melepas headrest tersebut apapun alasannya.
Baca juga: Jasa Marga Mau Ganti Rugi Ban Pecah di Tol, Simak Cara Klaim
Hal ini untuk mengantisipasi jika sesuatu hal terjadi yang bisa melukai tulang leher.
“Nah jangan pernah melepas headrest, karena tidak adanya penahan kepala maka saat ditabrak dari belakan bisa terjadi whisplah,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/2/2020).
Marcell menambahkan, selain itu potensi cedera yang lain karena tidak adanya headrest adalah terjadinya gegar otak. Hal ini disebabkan karena otak menabrak pada tengkorak.
“Bisa juga menyebabkan kematian karena terjadinya trauma brain injury,” ucapnya.
Traumatic brain injury merupakan cedera otak akut akibat energi mekanik terhadap kepala dari kekuatan eksternal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.