JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah sering kali dibahas, tapi masih banyak pengendara mobil yang belum sepenuhnya memahami mengenai bahaya laten berkendara di musim hujan, terutama dalam kondisi kecepatan tinggi.
Perlu diketahui, potensi risiko kecelakaan di musim hujan cukup tinggi bukan hanya karena visibilitas berkendara saja yang minim, tapi juga dikarenakan adanya efek hydroplaning atau aquaplaning. Keduanya kerap terjadi saat mobil melintasi genangan air.
Kecelakaan karena aquaplaning sudah cukup banyak, bahkan sampai ada yang merenggut korban jiwa.
Masalah selip yang terjadi pada salah satu rombongan konvoi mobil BMW di Slipi pun diduga akibat adanya aquaplaning, yang membuat ban kehilangan cengkraman dan kendali mobil pun menjadi liar.
Baca juga: Kontainer Rem Blong di Tol Cipularang, Truk ODOL Banyak Masalah
"Bisa diduga, karena paginya hujan cukup deras. Bila dikombinasikan dengan kecepatan kendaraan yang tinggi, efek aquaplaning juga makin besar begitu juga dengan potensinya. Beruntung masih ada pembatas, bila tidak bisa keluar jalur," ucap Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).
Lebih lanjut, Jusri menjelaskan bila masalah kecelakaan akibat aquaplaning sebenarnya merupakan salah satu kasus klasik yang jarang diperhatikan pengendara. Padahal, dampak atau efek yang diakibatkan bisa sangat fatal.
Terlepas dari penggunaan jenis ban mobilnya apa, aquaplaning menjadi masalah yang sulit diprediksi. Karena itu, Jusri menyarankan agar pengendara ekstra waspada dan menurunkan kecepatan saat berkendara di bawah guyuran hujan lebat, apalagi ketika melewati genangan air.
Baca juga: Beredar Video Kebut-kebutan BMW yang Kecelakaan di Slipi
"Menggunakan ban khusus seperti ban basah pun tidak jaminan. Gampangnya kita lihat dari para pebalap F1 atau MotoGP saja, rata-rata mereka akan lebih melambatkan kecepatan kendaraannya saat di lintas basah untuk menghindari aquaplaning, mereka punya perhitungannya," ujar Jusri.
"Sebenarnya sudah seperti hukum fisika, namanya hujan dan lintasan basah sudah pasti kondisi berbeda dengan aspal kering. Selain potensi aquaplaning, jarak pengereman juga akan makin panjang akibat lintasan yang licin," kata Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.