Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana Lebih Baik, Sokbreker Upside Down atau Teleskopik?

Kompas.com - 13/01/2020, 07:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pecinta roda dua yang mendambakan sepeda motor dengan suspensi atau sokbreker depan upside down. Namun, beberapa produsen motor tetap mempertahankan sokbreker teleskopik. Lalu, apa sebenarnya masing-masing kekurangan dan kelebihan dari kedua model sokbreker tersebut?

Pada sokbreker depan motor, ada dua bagian utama yang terlihat secara kasat mata, yakni fork tube (as sokbreker) dan fork slider (tabung sokbreker). Sokbreker teleskopik memiliki posisi fork tube berada di atas dan fork slider di bawah. Sementara, sokbreker upside down, posisi kebalikannya.

Baca juga: Pahami Kapasitas Maksimum Sokbreker Sepeda Motor

Sokbreker teleskopik jadi model yang paling banyak digunakan di motor-motor yang dipasarkan di Indonesia. Sokbreker model ini lebih mudah untuk dirawat dan biaya produksinya lebih murah dibandingkan sokbreker upside down.

Oli suspensi yang sudah bocor, karena sil sokbreker rusak.Ghulam/KompasOtomotif Oli suspensi yang sudah bocor, karena sil sokbreker rusak.

Selain itu, komponen di dalamnya tidak serumit sokbreker upside down. Kedua hal tersebut yang menjadi alasan sokbreker teleskopik banyak dipakai di motor-motor pada umumnya.

Agung Febrianto, teknisi Ohlins Indonesia, mengatakan, suspensi upside down memberikan handling yang lebih baik dibandingkan dengan sokbreker teleskopik. Hal ini dikarenakan bagian segitiga yang mencengkram fork slider. Sehingga, kemungkinan terjadinya flex lebih kecil.

"Namun, dari sisi harga jelas lebih mahal dibanding teleskopik. Selain itu, bobotnya juga umumnya lebih berat," ujar Agung, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Fungsi Nitrogen pada Sokbreker Belakang Motor

Komponen yang ada di dalamnya juga lebih rumit, apalagi yang tipe full adjustable. Namun, bukan berarti sokbreker teleskopik juga tidak ada yang tipe full adjustable.

"Untuk full adjust, bukan hanya upside down saja yang bisa, tapi teleskopik juga bisa. Namun, sebelumnya harus diganti dulu bagian cartridge-nya," kata Agung.

Agung menambahkan, dari segi desain, sokbreker upside down juga terlihat lebih bagus dibanding sokbreker teleskopik. Meskipun tipenya sudah sama-sama full adjustable, menurut Agung, tetap lebih baik sokbreker upside down.

"Kalau ditanya mana yang lebih baik, bentuk dan fungsi spare part motor, intip saja motor-motor di MotoGP. Semua berkiblatnya ke situ, karena komponen-komponen yang dipakai sudah pasti yang terbaik," ujar Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau